Bupati Eka menjabarkan strategi dalam meningkatkan pariwisata, di antaranya adalah dengan melakukan pembangunan terhadap infrastruktur, meningkatkan pelayanan, dan kearifan lokal.
"Termasuk harus saling jaga dan toleransi antar umat beragama, sehingga akan tercipta kenyamanan bagi para wisatawan," urainya.
Bupati perempuan pertama di Bali itu juga menjelaskan bahwa Tabanan memiliki wisata unggulan seperti Tanah Lot, Ulun Danu Beratan, dan Jatiluwih. Namun begitu, Tabanan tetap mengembangkan desa-desa wisata di 16 titik. Desa wisata ini merupakan cerminan dari membangun wisata dengan ekonomi kerakyatan.
"Karena dengan adanya desa wisata, ekonomi masyarakat di Tabanan akan terus berkembang," jelas Eka.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan I Made Yasa juga mengatakan bahwa daya tarik Tabanan tidak hanya terletak pada wisata alam yang indah, tapi juga wisata budaya dan kuliner yang tidak kalah menarik.
"Di setiap wisata yang ada di Tabanan kita akan selalu bubuhi dengan wisata budaya serta kuliner khas Tabanan yang dapat memanjakan para wisatawan dan bisa terus dikenang," ungkap Yasa dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/9).
Adapun acara kuliah umum di Universitas Tidar itu ditutup dengan penyerahan buku berjudul "Investasi Hati" yang merupakan biografi keberhasilan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam memimpin Tabanan. Buku ini pernah bedah di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta beberapa waktu lalu.
[ian]
BERITA TERKAIT: