Ada belasan PNS yang melakukan aksi gundulin rambut. Mereka rata-rata pegawai yang tidak diberdayakan oleh sang Walikota. Tak hanya para pegawai, sejumlah aktivis dan warga Kota Tegal juga ikut aksi ini. Seorang tukang cukur sengaja dipanggil untuk mensukseskan aksi 'nyukurin' Bunda Sitha, sapaan akrab Siti Masitha.
Khairul Huda, PNS yang diturunkan jabatannya mengungkapkan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk syukur karena Walikota ditangkap dalam OTT KPK, Selasa petang lalu.
"Kami bersyukur karena kesewenang-wenangan yang selama ini dilakukan oleh Walikota itu sudah berakhir," kata dia di Rumah Dinas Walikota Tegal, Kota Tegal, Jawa Tengah, kemarin.
Khairul mengaku selama ini Bunda Sitha kerap bersikap seenaknya saat memimpin Kota Tegal. Sebelumnya, sebanyak 13 PNS yang kebanyakan eselon II tidak diberdayakan beberapa waktu lalu. Posisi mereka diisi pelaksana tugas.
"Kami mengkritik perilaku walikota yang sewenang-wenang, seenaknya sendiri. Dua setengah tahun kami berjuang," kata dia.
PNS lainnya, Imam Badrudin juga mengungkapkan, aksi gundul ini sebagai simbol pembersihan diri. Imam berharap ditangkapnya Walikota mereka oleh KPK bisa menjadi titik balik perubahan pemerintahan Kota Tegal. "Ini bentuk syukur kami," kata PNS yang mengaku dimutasi gara-gara membangkang kepada walikota.
Untuk diketahui, Bunda Sitha ditangkap KPK dalam OTT, Selasa kemarin sekitar pukul 18.00 WIB. Walikota perempuan pertama Kota Tegal ini akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dan memakai rompi oranye alias resmi ditahan KPK. Ketua KPK Agus Rahardjo menyatakan, kasus yang membelit Bunda Sitha terkait dugaan korupsi pengelolaan jasa kesehatan. Total nilai poyek dalam korupsi ini Rp 5,1 miliar. "Diduga pemberian uang terkait pengelolaan dana jasa kesehatan di RSUD Kardinah Tegal dan fee proyek-proyek pengadaan barang jasa di lingkungan Pemkot Tegal tahun anggaran 2017 dengan total sekitar 5,1 miliar," ujar Agus di Gedung KPK, kemarin.
Rinciannya adalah, Rp 1,6 miliar dari jasa pelayanan rumah sakit dengan indikasi diterima dalam rentang waktu Januari-Agustus 2017. Dalam OTT, Amir Hamzah Hutagalung, politisi Nasdem juga ikut ditangkap diduga menerima uang Rp 300 juta. Sebanyak 200 juta turut diamankan dari OTT, sementara Rp 100 juta dikirimkan ke rekening Amir. Masing-masing Rp 50 juta ke rekening di Bank BCA, dan Rp 50 juta ke rekening di Bank Mandiri. Dalam kasus ini, KPK menetapkan 3 orang tersangka. Sitha dan Amir yang diduga sebagai pihak penerima dan CHY yang diduga sebagai pihak pemberi. CHY merupakan Wakil Direktur RSUD Kardinah Tegal.
Wakil Ketua KPK Basariah Pandjaitan menduga, Bunda Sitha dan Amir melakukan korupsi sebagai modal untuk maju Pilkada 2018. Keduanya diketahui memang akan maju di Pilwalkot Tegal mendatang. "Uang diduga digunakan untuk membiayai pemenangan keduanya nanti untuk Pilkada 2018," kata dia.
Usai dapat rompi oranye, Bunda Sitha mengaku hanya korban. "Buat warga Tegal, saya adalah korban dari Amir Mirza Hutagalung," kata dia kepada wartawan sebelum masuk ke mobil tahanan.
Menanggapi ini netizen jengkel. Pembaca bernama Mas Erha di link berita terkait ikut berkomentar. "Kapan negeri ini bersih dari praktik tak terpuji. Hari-hari disuguhi berita kayak gini," tulis dia. Pembaca yang lain menyoroti pendidikan Bunda Sitha. "Sekolahnya tinggi..makan sekolahan luar negri...cantik..berjabatan. Kalau emang dasar gak punya basic..hidup melayani..tetap ujung-ujungnya...nyolong duit," sebut Fiat Fiat, dijawab Hardy S. "Korupsi itu bisa dialami dan dilakukan siapa saja. tidak pandang bulu, pintar, kaya, miskin, bodoh dsb."
Sementara, Facebooker juga memperbincangkan soal Bunda Sitha. "Wah, Jateng lagi dan wanita lagi. Pak Ganjar selaku Gubernur, harus rutin dan rajin nih supervisi kepada bawahannya," saran Heru Rochadi. Netizen Sinta Azhar Siregar menimpali. "Pie to mbakyu. Walikota gemblung koek," kata dia. Akun Amiril Oesman memberi semangat KPK. "Selamat KPK. Ayo kejar dan kejar terus koruptor berdasi dan busuk," dukungnya, disambut Ahmed Khoruddin. "Ayo walikota manalagi yang mau nyusul," katanya. ***
BERITA TERKAIT: