Sekjen Kemenperin Haris Munandar mengatakan, program akan terus dikembangkan di setiap provinsi di seluruh Indonesia. Pengembangan SDM yang terampil dapat memacu produktivitas dan keunggulan sektor manufaktur nasional, selain melalui modal dan teknologi.
Kemenperin sendiri menargetkan terdapat 845.000 orang lulusan pendidikan vokasi pada 2019 mendatang. Sebagai bagian dari sasaran nasional menciptakan 1 juta SDM tersertifikasi.
Menurut Haris, selain upaya mencetak tenaga kerja yang kompeten dan profesional, pihaknya juga menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan industri dengan sistem 3in1 atau pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja. Periode 2014-2016, mereka yang sudah terserap di perusahaan sebanyak 37.334 orang. Diklat antara lain memberikan materi pembelajaran bidang garmen, alas kaki, elektronika, animasi, pengolahan kakao dan rumput laut, kemasan, otomotif, serta furnitur.
"Kami pun akan memfasilitasi peningkatan kompetensi guru SMK melalui pelatihan dan pemagangan di industri, serta penyediaan silver expert sebagai tenaga pengajar di SMK," kata Haris kepada redaksi, Selasa (22/8).
Pada 2018, Kemenperin menargetkan tersedianya 1.050 tenaga pengajar yang kompeten dan profesional di SMK. Berbagai pelaksanaan program strategis tersebut berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9/2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan.
Unit-unit pendidikan di lingkungan Kemenperin menjadi role model karena telah menerapkan sistem pembelajaran yang berbasis kompetensi.
"Para lulusannya hampir semua terserap di dunia kerja," ujar Haris.
Hingga saat ini, Kemenperin memiliki sembilan SMK, sembilan politeknik, dan satu akademi komunitas. Salah satu SMK di bawah binaan Kemenperin yang berprestasi adalah Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
"Rata-rata nilai ujian nasional para siswa SMAKBO tertinggi dari seluruh SMK se-Jawa Barat," beber Haris.
Lebih jauh, Kemenperin selama ini juga fokus mendorong pendidikan berbasis kebutuhan industri, seperti SMK di Banda Aceh dengan spesialisasi pengolahan produk berbasis kelapa sawit. Sedangkan di Bandar Lampung, spesialisasi pengolahan karet dan singkong, Yogyakarta spesialisasi proses produksi minyak atsiri, Pontianak spesialisasi teknik mesin dan kimia, serta Makassar spesialisasi pengolahan kakao.
Politeknik dan Akademi Komunitas Kemenperin juga memiliki spesialisasi pendidikan untuk memenuhi pasar sektor manufaktur. Diantaranya berbasis teknologi industri pangan, komponen kendaraan, kimia, produk kulit, tekstil, dan pengolahan logam.
"Di Politeknik STTT Bandung akan dibuka program S2 untuk tekstil," demikian Haris.
[wah]
BERITA TERKAIT: