Bupati Kukar Gembira Disiram Air Oleh Warganya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 30 Juli 2017, 16:13 WIB
Bupati Kukar Gembira Disiram Air Oleh Warganya
Rita Widyasari/Net
rmol news logo Sejumlah warga menyiramkan ember berisi air ke badan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, saat dia melintas di Kota Tenggarong. Hasilnya, seluruh badan Bupati Rita basah kuyup.

Alih-alih marah atas tindakan warganya itu, Bupati Rita justru merasa gembira bahkan sesekali tertawa lepas dengan warga yang menyiramnya.

"Hanya di Kutai Kartanegara, disiram di jalan nggak boleh marah," ujar Rita Widyasari, Minggu (30/7).

Wajar bupati canti ini tidak marah. Pasalnya, siram air di jalan atau Belimbur merupakan tradisi saling menyiramkan air kepada sesama anggota masyarakat yang merupakan bagian dari ritual penutup Festival Erau yang telah berlangsung dari tanggal 22 hingga 30 Juli 2017.

Tradisi ini menjadi wujud rasa syukur masyarakat atas kelancaran pelaksanaan Erau. Selain itu, Belimbur memiliki maksud filosofis sebagai sarana pembersihan diri dari sifat buruk dan unsur kejahatan. Air yang menjadi sumber kehidupan dipercaya sebagai media untuk melunturkan sifat buruk manusia.

Ritual ini dilakukan setelah upacara rangga titi berakhir. Dimulainya ritual ini ditandai dengan dipercikkannya air tuli, atau air yang diambil dari Kutai Lama oleh Sultan kepada para hadirin. Setelah itu, masyarakat saling menyiramkan air kepada sesamanya. Ritual ini terbuka untuk masyarakat umum, kecuali orangtua yang membawa anak di bawah umur serta para lansia.

Pada masa sekarang, tradisi ini berkembang menjadi festival penuh suka cita. Selain memiliki nilai filosofis, ajang ini juga menjadi sarana menjalin keakraban antar masyarakat dalam suasana yang jauh dari tata krama formal.

Seiring perkembangan zaman, masyarakat kini tidak sekadar menyiram secara harfiah. Ada beberapa di antara mereka yang sampai menggunakan media seperti pompa pemadam kebakaran atau membungkus air dalam kantong-kantong plastik. Bagi para remaja, festival ini menjadi ajang perang air antarsesamanya yang hanya terjadi setahun sekali.

"Love Erau, love belimbur," tutup Rita Widyasari dengan wajah berseri. [ian]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA