Nila menjelaskan, satu tahun sebelum keberangkatan peserta telah diminta untuk tes kesehatan yang dilakukan secara berjenjang mulai dari puskesmas hingga rumah sakit.
"Mereka harus mengetahui naik haji ini juga adalah ibadah fisik jadi cukup berat dengan udara yang begitu beratnya. Dan kami dengan Pak Menag melakukan sesuatu koordinasi dengan negara Saudi Arabia," kata Nila ditemui di Bundaran Hotel Indonesia, MH Thamrin, Jakarta, Minggu (30/7).
Kemenkes, kata Nila, juga telah menyiapkan tim gerak cepat yang bertugas mengingatkan para jamaah untuk selalu menjaga kebersihan dan tidak lupa meminum air guna mencegah dehidrasi akibat cuaca ekstrim. Tim gerak cepat itu akan bergerak mobile di sekitaran kota Jeddah.
"Kita ada di Jeddah, di Jeddah sedikit, tapi mereka mobile, di Jeddah mereka di terminal kedatangan. Mekkah dan Madinah," imbuhnya.
Nila menambahkan, tidak sedikit dari peserta haji berusia di atas 70 tahun dan berisiko dengan masalah kesehatan. Untuk mengantisipasi hal itu, Kemenkes akan memberi Mengantisipasi hal tersebut, kementeriannya akan memberikan tanda pengenal khusus mereka.
"Kita memberikan mereka gelang merah, kuning, hijau, itu kita sudah mengetahui mereka memiliki risiko. Betul saya akui 60 persen ke atas, dengan risiko tinggi," jelasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: