"Pada seluruh umat Islam radikal yang ingin mengganti kekuasaan dengan perang sabil lupakan saja. Kalau ada pertumpahan darah, negeri ini bisa bubar," ujarnya usai mengikuti Pengajian Akbar Muhammadiyah di RS PKU Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat malam (21/7).
Untuk itu, Amien meminta masyarakat menggunakan cara-cara konstitusional dalam melakukan perlawanan. Dia mengaitkan pesan tersebut dengan pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai ormas yang diduga tidak sejalan dengan Pancasila.
"Jokowi juga harus mendengarkan rakyat. Kalau HTI menuntut ke PTUN, kalau hasilnya dibolehkan ya bolehkan, kalau ada usul ke DPR agar perppu (ormas) diperbaiki kenapa tidak," jelasnya.
Tak lupa, Amien juga menyebut peran sentral Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia. Kedua ormas dia yakini tetap bersatu dalam kebhinnekaan.
"Lihat di logo NU itu surat Ali Imron ayat 103, berpeganglah pada tali Allah dan jangan bercerai berai. Kalau Muhammadiyah andalannya Ali Imron ayat 104, hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung," jelas Amien yang juga ketua Dewan Pembina Partai Amanat Nasional (PAN).
[wah]
BERITA TERKAIT: