Direktur Eksekutif Departemen Peredaran Uang BI Suhaedi menjelaskan, layanan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap rupiah dengan hasil cetak sempurna, terutama uang pecahan kecil (UPK) dengan tahun emisi 2016 menjelang Idul Fitri 1438 H.
"Kami akan melakukan kegiatan layanan penukaran uang. Dan melakukan sosialisasi mengenai ciri keaslian uang rupiah dan cara merawat uang rupiah," ujarnya di Gedung BI, Jakarta (Rabu, 14/6).
Menurut Suhaedi, pelayanan akan menjangkau 1.136 titik lokasi dari Aceh hingga Papua yang memiliki wilayah terpencil, dengan jumlah uang yang diedarkan sebanyak Rp 150 miliar. Layanan akan dioptimalkan menggunakan jaringan yang dimiliki oleh Himbara.
Jumlah uang yang diedarkan sudah diperhitungkan dalam proyeksi outflow BI selama periode Idul Fitri yaitu Rp 167 triliun. Per 29 Mei-13 Juni 2017 atau 11 hari kerja sudah mencapai Rp 66,5 triliun atau 39,8 persen dari proyeksi.
"Persentase terbesar dari penarikan ini adalah kegiatan penarikan uang oleh perbankan yaitu Rp 55,9 triliun," ujar Suhaedi.
Kegiatan layanan penukaran uang secara serentak khususnya di daerah 3T adalah yang pertama kali diselenggarakan.
"Kami berharap, BI bisa bekerja sama dengan perbankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan tingkat kualitas rupiah yang terus meningkat," imbuh Suhaedi.
Dalam hal penyebaran sendiri, Bank Mandiri memiliki 528 titik penyebaran, BRI 303 titik, BNI 205 titik dan BTN 100 titik.
[wah]
BERITA TERKAIT: