Begitu kata anggota Komisi V DPR Nusyirwan Soejono dalam wawancara dengan sebuah televisi swasta nasional sesaat lalu, Minggu (30/4).
Ketua DPP PDIP itu menjelaskan bahwa secara kondisi fisik bus transportasi seharusnya lebih nyaman daripada bus reguler yang setiap hari beroperasi.
Namun dua kecelakaan maut di Puncak dalam dua pekan terakhir yang menimpa bus pariwisata membuktikan bahwa kenyamanan itu harus diikuti oleh perawatan mesin bus.
"Jadi bukan berarti perawatannya tidak diperhatikan. Masalah rem blong ini kan seharusnya periode yang sudah kita lewati," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menilai kecelakaan itu bukan semata karena kelalain pihak bus. Tapi juga perhatian pemerintah yang mulai melupakan akses jalan di Puncak.
"Kondisi jalan di puncak ini bisa dikatakan agak terlupakan sejak munculnya Tol Jagorawi," ujarnya.
Jalur Puncak, lanjutnya, dibiarkan sempit karena tidak terlalu banyak mobil yang lewat setiap harinya. Meski begitu, di setiap libur panjang, jalur ini menjadi magnet bagi masyarakat yang membutuhkan liburan. Sehingga kepadatan lalulintas tak bisa dihindarkan di jalur ini.
"Jadi perlu ada perhatian. Di sana (Jalur Puncak) begitu ada kecelakaan bukan roda empat dengan roda empat yang terlibat, tapi ada motor juga. Kalau macet terus ada motor kan semakin menyempit. Ini karena tidak lebar jalannya, makanya akan beruntun kecelakaannya," pungkasnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: