Mensos Mewanti-wanti Bahaya Metamorfosis Narkoba, Jangan Cuek

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Minggu, 19 Maret 2017, 14:25 WIB
Mensos Mewanti-wanti Bahaya Metamorfosis Narkoba, Jangan Cuek
Khofifah Indar Parawansa/Humas Kemensos RI
rmol news logo Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat waspada terhadap metamorfosis narkoba.

Menurutnya, kartel narkoba memiliki beragam modus dalam mengedarkan narkoba dan terus berinovasi guna mengelabui aparat keamanan.

Hal tersebut disampaikan Khofifah saat meresmikan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Teratai Khatulistiwa di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, Minggu (19/3).

"Mereka mencari cara bagaimana memasarkan narkoba itu, supaya narkoba itu tidak tampak. Kalau dulu berbentuk pil, bubuk heroin, atau lintingan ganja sekarang menjelma menjadi aneka rupa," katanya.

Khofifah memaparkan, sasaran peredaran narkoba pun tidak lagi menyasar remaja dan orang dewasa, namun hingga anak kecil usia dini. Caranya dengan mengemas narkoba atau mencampurkan narkoba dalam makanan yang digemari anak-anak kecil.

Dicontohkan Khofifah, belum lama ini beredar permen dot di Surabaya yang disinyalir mengandung narkoba. Sebelumnya juga beredar kue kering bercampur ganja di Bandung dan Jakarta.

Khofifah menerangkan, dengan mencampurkan - narkotika ke dalam makanan, maka akan sulit terdeteksi secara kasat mata. Polisi pun perlu melakukan uji klinis laboratorium baru bisa memutuskan apakah makanan tersebut mengandung narkoba atau tidak.

"Pengedar narkoba semakin pintar mengemas barang dagangannya. Penyusupan narkoba ke dalam makanan dan jajanan anak merupakan salah satu bentuk metamorfosis narkoba saat ini," imbuhnya.

Oleh karena itu, Khofifah mengimbau kepada orangtua agar senantiasa mengingatkan anak-anaknya yang masih duduk di bangku TK dan SD untuk tidak jajan sembarangan. Orangtua, kata dia, harus lebih peduli dan tidak cuek terhadap fenomena metamorfosis narkoba ini.

Realitas ini, lanjut Khofifah, harus menjadi perhatian seluruh pihak. Terlebih Kalimantan Barat adalah merupakan wilayah yang berbatasan dengan Malaysia sehingga sangat rawan penyelundupan narkoba.

"Narkoba tidak melulu lewat jalur-jalur utama perbatasan, tapi juga jalan tikus atau jalan darat yang sulit di deteksi keberadaanya, yang tersebar di sepanjang perbatasan antara Indonesia dan Malaysia," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Marjuki mengatakan dari jumlah usia produktif di Kalbar sebesar 3.599.100 orang, diperkirakan sebanyak 61.185 orang dengan prevalensi 1,7 persen menyalahgunakan narkoba.

"Ibarat fenomena gunung es, angkanya bisa jauh melebihi prevalensi tersebut," ujarnya.[wid]



Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA