Pasalnya, Sumut sebagai refresentasi kerukununan umat beragama di nasional, akhir-akhir ini lagi "diancam" dengan kejadian-kejadian yang ingin memantik konflik horizontal sesama umat beragama.
Demikian disampaikan aktivis muda Sumut yang sudah menasional, Bendahara Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Ahmad Riduan Hasibuan di Jakarta, Senin (29/8).
"Aksi percobaan bom bunuh diri yang dilakukan oleh anak berusia 18 tahun itu terlihat sangat amatiran. Dan anehnya, pelaku mau melakukan aksi teror bawa KTP? Untuk apa bawa simbol-simbol keislaman tapi tulisannya saja salah. Coba dicek, tidak ada kejadian teror yang dilakukan itu membawa simbol simbol yang salah," kata Riduan yang juga aktivis muda NU ini.
Riduan mengaku tidak ingin berasumsi terlalu panjang terkait kejadian itu. Menurutnya, lebih baik masalah ini diselidiki lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
"Yang terpenting seluruh komponen keagamaan yang ada di Medan harus meyakini bahwa tidak ada agama yang membenarkan tindakan seperti ini. Saya meminta dan mensupport pihak kepolisian mengusut tuntas masalah ini. Selidiki dengan baik siapa aktornya," ujar Riduan.
"Saya tegaskan, agar jangan ada yang mencoba merusak kerukunan beragama kami di Sumut," tambah Riduan menegaskan.
Sumut itu daerah yang sangat rukun dan damai, medan itu daerah yang sangat toleran tidak boleh ada kegaduhan kegaduhan apalagi dengan mebawa isu agama.
"Terakhir, saya doakan seluruh jemaat Gereja Katolik St Yosep Medan, agar tetap sehat dan semangat dalam beribadah. Begitu juga Pastor Albret S Pandingan, semoga terus sehat dan diberi semangat," tukas pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Mahasiswa IAIN Sumut ini.
[rus]
BERITA TERKAIT: