Gubernur Alex Bicara Restorasi Lanskap Di The Bonn Challenge Amerika Panama

Minggu, 28 Agustus 2016, 13:32 WIB
Gubernur Alex Bicara Restorasi Lanskap Di The Bonn Challenge Amerika Panama
Alex Noerdin/Pemprov Sumsel
rmol news logo Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Alex Noerdin diundang secara khusus sebagai pembicara pada High Level Forum Restorasi Lanskap Dunia The Bonn Challenge Amerika Latin dan Afrika Selatan di Panama, Jumat (26/8) lalu.

The Bonn Challenge yang secara langsung dibuka oleh Wakil Presiden Panama, Isabel Saint Malo, adalah pertemuan regional tingkat Menteri Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Sumber daya. Pertemuan ini dihadiri negara Amerika latin lainnya seperti Panama sebagai tuan rumah, Elsavador, Ruanda dan Republik Dominika juga sejumlah negara Afrika Selatan.

Dari Indonesia sendiri hadir Gubernur Sumsel, Alex Noerdin, Staf Ahli dan Staf Khusus Gubernur Sumsel Bidang Perubahan Iklim, Nadjib Asmani.

Alex Noerdin yang berbicara secara resmi di forum memaparkan, Sumsel hanya dalam waktu sekitar 1,5 tahun telah mampu mewujudkan restorasi lanskap. Pertama kali Gubernur Sumsel diundang secara khusus sebagai pembicara pada Forum Bonn Challenge pada Maret 2015 lalu di Kota Bonn Jerman.

Rintisan pertama kali kegiatan pengelolaan lanskap atau ecoregion diawali melalui MoU antara Gubernur Sumsel dengan Badan Pengelola REDD+ pada bulan Agustus 2014, dan secara resmi diluncurkan pada bulan Juli 2015. Program ini mendapat didukung APP sebagai mitra dari private sector dan IDH The Sustanable Trade Initiative sebgai mtra dari donor internasional.

Alex Noerdin juga mengemukakan berbagai realisasi kegiatan restorasi kawasan hutan yang masih lestari dan rehabilitasi kawasan hutan yang kritis terkait issue REDD+ dan perubahan iklim di Sumsel.

Pemerintah Jerman termasuk yang pertama kali melakukan kegiatan restorasi lanskap di Sumsel melalui Demonstration Activity Merang REDD Pilot Project atau MRPP di Musi Banyuasin yang dilakukan GIZ. Kemudian dilanjutkan oleh GIZ Boiclime melalui rehabilitasi gambut, penanggulangan kebakaran hutan dan konservasi biodiversitas.

Alex berharap pemerintah Jerman melalui kerjasama dengan GIZ dapat melanjutkan dan mengembangkan lebih luas lagi kegiatan restorasi lanskap dan perubahan iklim.

Selanjutnya Alex Noerdin menyampaikan ada tujuh kegiatan restorasi lanskap di lahan gambut, selain di Merang yang dilaksanakan oleh GIZ. Ketujuh kegiatan restorasi lanskap itu yakni restorasi lanskap Sembilang Dangku kerjasama dengan ZSL yang didukung oleh UKCCU Inggris, NICFI Norwegia dan IDH Belanda, Restorasi Lanskap Bentayan oleh yayasan Belantara dan APP, pengembangan program sawit berkelanjutan berbasis lanskap di kawasan Lalan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan IDH. Kemudian restorasi lanskap Padang Sugihan oleh yayasan Belantara dan APP, restorasi lanskap Pantai Timur oleh PT. KEN dan Yayasan Belantara,dan Best Managemant Practice Restorasi Gambut Sepucuk Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Selain itu, melalui Badan Restorasi Gambut (BRG) sampai tahun 2020 menargetkan restorasi gambut seluas 400 ribu hektar.

Kegiatan kemitraan pengelolaan lanskap di Sumsel telah terbentuk wadah konsorsium stakeholder Grenn Growth Development sedang dipersiapkan kelembagaan independen Kemitraan Pengelolaan Lanskap/Ekoregion atau Kelola.

"Tantangan yang terbesar yang dihadapi sekarang ini adalah terkait karhutla dan efisiensi anggaran, akan tetapi dengan adanya kemitraan dan bukti keberhasilan implementasi di lapangan semuanya secara perlahan dapat diatasi," beber Alex.

Di akhir paparannya, Alex Noerdin menyampaikan terima kasih kepada IUCN dan pemerintah Jerman yang telah menunjuk Sumsel sebagai penyelenggara High Level Meeting The Bonn Challenge pada bulan Februari 2017 mendatang.

Sementara itu, Najib Asmani mengatakan, masyarakat Sumsel patut berbangga dengan keberadaan Gubernur Sumsel pada forum di Panama ini.

"Alex Noerdin diminta untuk menyampaikan pembelajaran dari pengalaman atau lesson learn tentang implementasi restorasi lanskap dari Sumsel dalam waktu singkat," ujarnya.

Tentunya negara-negara mitra global telah memonitor dan memetakan bahwa Alex Noerdin adalah gubernur yang mempunyai visi, leadership dan terobosan tentang perubahan iklim. Terbukti pada akhir bulan Agustus dan September 2016, Alec diundang sebagai pembicara pada Annual Meeting di Jalisco Mexico, International Conference IUCN di Honolulu Hawai dan Climate Action and Sustainability di New York.

Lanjut bulan November 2016 diagendakan berbicara pada Europe Energy Forum di Kopenhagen dan Cop 22 di Marakess Maroko. Sebelumnya, pada berbagai forum dunia lainnya Alex Noerdin tampil sebagai pembicara yakni di Forum Pemimpin Dunia Cop 21 Paris Desember 2016 yang diwawancarai khusus oleh Leonardo de Caprio, serta pada The Oslo REDD Exchange di Norwegia Juni 2016.

Dalam lawatan terakhir di Norwegia, Belanda dan Denmark Juni 2016 lalu, berkat kepiawaian menyakinkan dan rekam jejak yang teruji, telah membuahkan hasil di mana Jakabaring akan menjadi show case kendaraan hydrogen.

Dari NICFI Norwegia dan IDH Belanda membantu penyususan Grand Strategy dan Business Development Plan Green Growth landscape Sumsel yang dikerjakan ICRAF.

Sebagai informasi bahwa The Bonn Challenge diluncurkan pertama kali pada September 2011 dalam suatu acara di Kementerian Lingkungan Hidup pemerintah Jerman dan IUCN serta didukung oleh organisasi Kemitraan Global untuk pemulihan Landskp hutan/the global Partnership on Forest landscape Restoration (GPFLR). Targetnya pada tahun 2020 untuk melakukan merestorasi 150 juta hektar tanah kritis atau rusak dan gundul, dan ditingkatkan menjadi sebesar 200 juta hektar pada tahun 2030 sesuai Deklarasi New York tentang Hutan Tahun 2014.[wid]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA