Demikian pokok yang mengemuka dalam Temu Bisnis yang diselenggarakan oleh Direktorat Eropa Tengah dan Timur, Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Lampung, di Lampung, Kamsi (11/8).
Dihadiri puluhan pengusaha berbagai sektor dan perwakilan instansi di Lampung, Temu Bisnis ini dibuka oleh Staf Ahli Gubernur bidang Ekonomi dan Keuangan, Drs. Budiharto, mewakili Gubernur Lampung. Membacakan sambutan pembuka Gubernur Lampung, Budiharto menegaskan posisi strategis Lampung dalam pengembangan kerja sama perdagangan, investasi dan pariwisata.
"Lampung berada di jalur ALKI I dan juga dilalui trans-Sumatran highway. Lampung memiliki 3 kluster, yaitu pangan, industri dan pariwisata sebagai pendukung perkembangan ekonomi sekaligus penarik investasi dari luar. Lampung juga memiliki ragam potensi pertanian dan perkebunan unggulan, seperti blackpepper, kopi, karet dan CPO untuk ekspor," demikian disampaikan Budiharto.
Sementara itu, Kawasan Eropa Tengah dan Timur dengan lebih dari 300 juta penduduk merupakan pasar prospektif yang perlu terus dikembangkan oleh pelaku-pelaku ekspor Provinsi Lampung.
"Produk unggulan Lampung seperti kopi, rempah, karet, dan minyak sawit banyak diminati negara-negara Eropa Tengah dan Timur," ujar Dubes Bunyan Saptomo, salah satu nara sumber yang merupakan pejabat senior Kemlu dan Dubes RI di Bulgaria tahun 2012 hingga awal 2016 lalu.
"Namun demikian, untuk tembus pasar Eropa Tengah dan Timur, pengusaha Lampung juga harus siap bersaing dengan negara Asia lainnya seperti Vietnam", imbuhnya.
Menurut Taufiq Lamsuhur, perwakilan dari Direktorat Eropa Tengah dan Timur, perlu terus didorong upaya peningkatan kerja sama dan promosi di Kawasan Eropa Tengah dan Timur. "Dalam kerangka ini, Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI di kawasan senantiasa siap mendukung upaya-upaya pengembangan pasar produk Lampung di Eropa Tengah dan Timur," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komite Eropa Tengah KADIN Indonesia, Dikki Akhmar, menyampaikan bahwa berbagai potensi Lampung bisa dipadankan dengan perkembangan yang terjadi di kawasan Eropa Tengah dan Timur. Menurut Dikki Akhmar, potensi produk pertanian dan perkebunan Lampung dan kapasitas tinggi bidang pengelolaan pertanian di kawasan Eropa Tengah dan Timur dapat menjadi simpul kerja sama yang kuat.
"Ada satu hal lain yang harus juga dimanfaatkan oleh pengusaha Indonesia, yaitu bahwa mereka juga punya budaya dan kebiasaan bisnis yang hampir serupa dengan kita," imbuhnya.
Temu Bisnis ini juga menghadirkan pembicara Sekretaris Badan Perencanaan dan Pembangunan Provinsi Lampung. Selain itu, wakil dari Kedutaan Besar Serbia, Mr. Vukasin Todorovic dan Hongaria, Peter Farvi juga turut menghadiri dan menyampaikan potensi negara mereka serta peluang kerja sama yang lebih erat di masa mendatang.
Nilai ekspor Provinsi Lampung pada tahun 2015 mencapai lebih dari USD 3 miliar, dengan produk-ekspor utama CPO, kopi, produk makanan, udang dan sebagainya. Dari jumlah tersebut, menurut Data Statistik Provinsi Lampung, USD 1,1 miliar merupakan hasil eskpor ke kawasan Eropa. Dari jumlah tersebut, ekspor ke negara Eropa Tengah dan Timur tercatat sekitar USD 80 juta, diantaranya ke Rusia, Polandia, Hongaria, Romania, Latvia dan Lithuania.
[rus]
BERITA TERKAIT: