"Dalam situasi seperti ini orang tua dan guru perlu membantu anak-anak kita mencerna dan menanggapi peristiwa teror," ujar Mendikbud Anies Baswedan kepada wartawan di Jakarta, Minggu (17/1).
Anies menjelaskan, panduan singkat guru dan orang tua dalam membicarakan kejahatan terorisme dengan anak-anak terdiri dari dua bentuk. Pertama, panduan untuk guru dalam berbicara dengan siswa tentang kejahatan terorisme. Kedua, panduan bagi orang tua untuk bicara terorisme dengan anaknya.
"Sediakan waktu bicara pada siswa tentang kejahatan terorisme. Siswa sering menjadikan guru tempat mencari informasi dan pemahaman tentang apa yang sedang terjadi. Bahas secara singkat apa yang terjadi meliputi fakta-fakta yang sudah terkonfirmasi. Jangan membuka ruang terhadap rumor, isu, dan spekulasi," bebernya.
Lanjut Anies, guru harus memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan perasaan tentang tragedi yang terjadi. Nyatakan dengan jelas rasa duka terhadap para korban dan keluarganya. Arahkan rasa kemarahan pada sasaran yang tepat yaitu pada pelaku kejahatan, bukan pada identitas golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka.
"Terorisme akan sukses apabila mereka berhasil mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan kehidupan kebangsaan kita. Ajak siswa berpikir positif, ingatkan bahwa negara kita telah melewati banyak tragedi dan masalah dengan tegar, gotong-royong, semangat persatuan dan saling menjaga," imbuhnya.
[wah]
BERITA TERKAIT: