Menurut Kepala DKP Kab Subang, Musril Jaya, pihaknya telah menerima laporan tim bahwa kematian udang windu di Blanakan akibat unsur mematikan yang mencemari tambak udang.
"Laporan sudah masuk. Kami sudah membentuk tim. Mereka (tim) sudah bergerak untuk meninjau kondisi sebenarnya di lapangan," ujar Musril, Rabu (6/1).
Mengutip dari
RMOLJabar.Com, Musril memaparkan, berdasarkan hasil laporan sementara, kematian udang terjadi akibat tambak terkena banjir rob, yang memuat beragam unsur mematikan, salah satunya limbah pabrik.
"Yang bisa kami pastikan, penyebab kematian udang-udang itu, salah satunya akibat limbah. Sebab, kalau terkena banjir rob, apapun bisa masuk ke tambak, termasuk limbah pabrik," tuturnya.
Musril belum memastikan, jumlah luas tambak yang tercemar, jumlah udang yang mati berikut nilai kerugiannya, serta kelompok petambak mana saja di Kecamatan Blanakan yang terdampak. Hingga kini, masih dilakukan pendataan.
DKP Kabupaten Subang, lanjutnya, akan segera berkoordinasi dengan Bupati Subang, untuk menangani persoalan tersebut, termasuk membahas kemungkinan menyalurkan bantuan darurat untuk para petambak, yang menjadi korban pencemaran itu.
"Nanti akan dibahas, apa saja kebutuhan mereka yang bisa kami bantu," pungkas Musril.
Sebelumnya, DKP Kabupaten Subang mendapat laporan tentang 100 hektare tambak udang windu yang tersebar di Desa/Kecamatan Blanakan Subang, tercemar limbah. Akibat peristiwa itu, 40 ton udang windu milik empat kelompok petambak mati dengan kerugian miliaran rupiah
.[wid]
BERITA TERKAIT: