Menurut peneliti Formappi Lucius Karus, banyak kunker luar negeri yang dilakukan anggota dewan sebenarnya tidak mendesak. Karena itu tidak heran apabila kinerja legislasi DPR periode ini rendah.
"Itu wajib harus dikurangi (kunjungan luar negeri). Harus itu. Mengacu masa sidang I dan II sebelum reses ini agenda kunker ke luar negeri yang tidak penting, tidak mendesak," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/12).
Dia
pun menyinggung pernyataan Ade Komarudin terkait janji mengurangi kunker ke luar negeri dan meningkatkan produktivitas legislasi ketika belum resmi menjadi ketua DPR menggantikan Setya Novanto beberapa waktu lalu.
Menurut Lucius, janji tersebut mesti direalisasikan, bukan hanya dari pernyataan Ade Komarudin saja.
"Itu bukan keputusan Akom (Ade Komarudin) semata. Meskipun dia punya peranan tapi butuh peran semua fraksi di DPR, secara stimultan," jelasnya.
Formappi juga menjadikan catatan soal kunker luar negeri yang dilakukan anggota dewan pada saat masa reses. Pasalnya, pasca reses selalu tidak ada hasil yang dilaporkan anggota dewan.
"Padahal ini penting agar rakyat bisa melihat upaya yang dilakukan anggota dewan secara transparan. Ini belum transparan. Harusnya prosedur laporan itu diketahui publik," tegas Lucius.
[wah]
BERITA TERKAIT: