Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (Unib) bersama dengan sejumlah organisasi kepemudaan lainnya menyiapkan aksi penggalangan koin untuk Australia. Aksi itu menargetkan civitas akademika UNIB, baik di kalangan mahasiswa maupun dosen.
Gubernur BEM Fakultas Pertanian Unib, Muhamad Julirin menilai, sikap Abbott telah merendahkan Indonesia. Ia pun menegaskan bahwa hukum di Indonesia tidak bisa dibeli meski dengan nilai satu miliar dolar Australia.
"Kami akan terus melakukan aksi ini hingga PM Australia Tony Abbot meminta maaf kepada bangsa Indonesia," kata Julirin saat dijumpai di Sekretariat BEM Unib, Kamis (26/2).
Ia menekankan, selain melakukan aksi penggalangan koin di kampus, mereka juga akan melakukan aksi ke Simpang Lima Jalan Soeprapto Kota Bengkulu, besok (27/2). Setelah mengumpulkan koin dari kampus dan masyarakat, mereka akan menyerahkan koin tersebut kepada DPRD Provinsi Bengkulu.
"Aksi akan kami mulai pada pukul 08.00 WIB dari kampus Unib. Setelah itu kami akan mengumpulkan koin dari masyarakat untuk kemudian diserahkan kepada DPRD Provinsi," bebernya.
Ia pun menyebut, aksi tersebut juga merupakan bentuk dukungan moral bagi Presiden RI, Joko Widodo, untuk melanjutkan rencana eksekusi mati terhadap dua warga Australia dalam kasus Bali Nine.
[ogi mansyah/sim/bkl/ian/mel]
BERITA TERKAIT: