Menurutnya, Hari Santri Nasional sebaiknya diperingati setiap tanggal 22 Oktober, bukan setiap 1 Muharram yang adalah Tahun Baru Hijriah.
"Tidak tepat 1 Muharram. Yang khas itu tanggal 22 Oktober, di mana para santri dengan semangat jihad melawan pasukan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) di Surabaya dan mempertahankan kemerdekaan," kata Said saat berada di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (21/11).
Dia menjelaskan, tanggal 22 Oktober merupakan momen tepat dijadikan sebagai Hari Santri Nasional. Pada tanggal itu di tahun 1945 para santri atas arahan pendiri PBNU KH. Hasyim Ashari bergabung dengan pejuang melawan pasukan NICA di bawah komando Bung Tomo.
"Pada saat itu korbannya 22 ribu orang santri, dan alhamdulillah berhasil. Makanya hari santri 22 Oktober lebih oke," demikian Said.
Saat berkunjung ke Pondok Pesantren Babussalam di Malang Jawa Timur dalam rangka Pilpres 2014, Presiden Jokowi berjanji memperjuangkan pencanangan Hari Santri Nasional. Rencananya akan diperingati setiap 1 Muharram. Jokowi juga sempat menandatangani perjanjian kesepakatan penetapan Hari Santri Nasional.
[why]
BERITA TERKAIT: