“Kalau dikepras terus airnya bisa meluap sampai ke permukiman. Bukit tersebut adalah penghalang antara sungai dengan permukiman,†ujar Ketua RW 07 Dusun Cilumuh, Imam Jarkoni, Selasa (7/10).
Imam mengatakan saat Sungai Cilumuh banjir bandang, bukit tersebut menjadi benteng alam bagi warga. Pernah suatu ketika, saat bukit masih utuh, air meluap hingga satu meter di bawah puncak bukit. Bisa dibayangkan seandainya bukit tidak ada.
“Kalau bukitnya tidak ada air akan melimpas langsung ke permukiman penduduk. Saat masih ada bukitnya saja rumah kami banyak yang terendam karena ada air yang melimpas,†tuturnya.
Warga meminta agar pengeprasan segera dihentikan. Bukit yang kadung dikepras rendah dikembalikan lagi ketinggiannya sampai batas aman. Batas aman yang dimaksud adalah sampai setinggi tanggul sungai.
“Minimal dikembalikan lagi sampai ketinggian tanggul sungai,†jelasnya.
Kepala Desa Cilopadang, Wondo al Suwarso mengatakan sudah mendatangi lokasi pengeprasan bersama dengan warga dan perwakilan Kecamatan Cimanggu. Namun, saat itu tidak bertemu dengan pengusaha bersangkutan.
“Kami hanya bertemu dengan staf lapangannya saja,†kata Wondo.
Wondo berjanji bakal memanggil pengusaha bersangkutan. Ia juga menjanjikan untuk menindaklanjuti keinginan warga Dusun Cilumuh agar bukit dikembalikan hingga setinggi tanggul.
“Kami akan memanggil pengusaha bersangkutan dan menyampaikan keluhan warga,†tegasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: