"Bersama ini kami sampaikan bahwa tidak benar pilot meninggal di dalam pesawat," kata Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia, Pujobroto melalui keterangan resmi tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (1/9).
Kabar yang beredar, Kapten Rhamdanto Purnama meninggal dunia di pesawat sebelum melakukan pendaratan. Namun, PT GIAA memastikan sang pilot meninggal di Rumah Sakit Sari Farma setelah menjalani pemeriksaan dan perawatan.
Pujo menjelaskan, pagi ini, Garuda Indonesia akan menerbangkan jenazah Kapten Pilot Rhamdanto ke Jakarta untuk pelaksanaan proses penguburan jenazah.
Berikut kronologi meninggalnya Kapten Rhamdanto versi Garuda Indonesia:
1. Pilot Capt. Rhamdanto bertugas menerbangkan pesawat GA-4034 dari Lombok menuju Bima dalam dalam keadaan sehat (fit untuk terbang).
2. Pukul 14.00 WITA pesawat GA-4032 mendarat di Bima dalam keadaan normal.
3. Pukul 14.10 WITA setelah pesawat parkir di parkir stand bandara, Pilot menyampaikan bahwa dia merasa kurang sehat dan minta diantar ke rumah sakit.
4. Pada pukul 14.15 WITA pilot masih dapat berjalan dari pesawat menuju mobil dan diantar oleh petugas ke rumah sakit (klinik rawat inap) Sari Farma.
5. Pukul 14.45 WITA Capt. Rhamdanto tiba di rumah sakit.
6. Setelah menjalani pemeriksaan dan perawatan selama kurang lebih 45 menit, dokter yang merawat, Dr. Irma S.pd, menyampaikan bahwa Capt Rhamdanto tidak tertolong dan dinyatakan meninggal pada pukul 15.30 WITA.
Pesawat yang mengangkut 70 penumpang itu terbang dari Bandara Internasional Lombok menuju Bandara Sultan Salahudin, Bima, Nusa Tenggara Barat, pada pukul 14.45 WIT, Minggu (31/8). Sekitar 15 menit sebelum mendarat, co-pilot Stenly memberitahukan bahwa kapten pilot mengalami sesak napas. Pemberitahuan itu sekaligus meminta izin untuk pendaratan dengan satu pilot.
[wid]
BERITA TERKAIT: