Menurut koordinator Komite Persiapan Pembentukan Provinsi Ala, Zamzam Mubarak, massa gabungan PA tak hanya merusak posko dan atribut kampanye milik Tagore tapi juga membakar belasan unit dum truk dan satu unit minibus dalam aksi mereka sepanjang siang hingga lepas magrib kemarin (Rabu, 19/3). Serangan ini merupakan balasan pengrusakan yang dilakukan massa dari Pembela Tanah Air (PETA) Aceh dan Laskar Merah Putih (LMP) pada sehari sebelumnya di sekretariat PA Aceh Tengah di Simpang Wariji Takengon.
Pengrusakan oleh kubu PETA Aceh itu, kata Zamzam lagi, karena dipicu pernyataan salah seorang jurukampanye PA, Said Muslim pada Selasa siang (18/3) di lapangan Asir-Asir Kecamatan Lut Tawar yang dinilai menyudutkan perjuangan pemekaran Provinsi Ala.
"Pada saat kampanye terbuka itu Partai Aceh menghina perjuangan masyarakat yang ingin membentuk provinsi Ala. Kami hanya melakukan pengrusakan dan mengambil simbol-simbol Partai Aceh, tapi tidak membakar," jelas Zamzam saat dihubungi
Rakyat Merdeka Online, petang tadi (Kamis, 20/3).
"Mereka (massa gabungan Partai Aceh) menginjak dan membakar foto Soekarno juga Alquran," imbuhnya.
Ia memperkirakan ada 500-an orang massa gabungan PA dari kawasan pesisir merangsek masuk wilayah Bener Meriah dan Takengon dengan mengendarai belasan unit mobil pribadi berstiker PA. Mereka membawa parang, kayu dan besi.
"Kami mempertanyakan polisi saat itu kenapa membiarkan mereka. Ada polisi tapi diam saja," protes Zamzam.
Tagore sendiri, beber Zamzam, untuk diketahui merupakan ketua PETA juga salah seorang tokoh yang memperjuangkan pembentukan provinsi Ala. Saat ini kondisi di dua kabupaten tersebut sudah kembali kondusif. Pihaknya berharap pemerintah pusat turun campur tangan menyelesaikan konflik sosial politik di Aceh Tengah.
"Massa dari kami ada seribu orang sudah siap menyerang tapi kami tidak ingin memanaskan situasi, kami menahan diri," tukas Zamzam
.[wid]
BERITA TERKAIT: