Pantauan di lapangan, selimut yang dibagikan pemerintah Kabupaten Karo relatif kecil atau ukuran untuk anak-anak, sementara untuk dewasa tidak pas. Para pengungsi juga membutuhkan alas tidur (kasur) karena umumnya pengungsi hanya tidur beralaskan tikar di tengah suhu dingin.
Di sisi lain seperti dikutip
MedanBagus.com, bantuan yang diterima para pengungsi hanya makanan cepat saji, diantara makanan kaleng dan mie instan. Sementara untuk mencari lauk pauk berupa sayuran, mereka mengambil dari ladang yang ditutupi abu vulkanik.
Gunung api Sinabung kembali meletus pada hari ini (Selasa, 5/11) pukul 14:23 WIB selama 20 menit. Tinggi abu vulkanik letusan 3.000 meter dari kawah dan terbawa angin ke barat daya. Terdengar bunyi gemuruh hingga pos pengamatan berjarak 8,5 km dari Sinabung.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, PVMBG Badan Geologi melaporkan ke Posko BNPB pada pukul 14:31 WIB, teramati awan panas meluncur dari lereng sejauh 1 km ke arah tenggara. Ini adalah pertama kali awan panas keluar dari kawah G. Sinabung sejak meletus September 2013 yang lalu. Tidak ada korban terkait awan panas ini karena masyarakat telah mengungsi.
BNPB melaporkan kondisi gunung api Sinabung masih menunjukkan aktivitas tinggi. Statusnya masih bertahan di Siaga (level III) sejak kemarin. Kondisi tersebut menyebabkan 1.681 jiwa warga sekitar Gunung Sinabung mengungsi. Kebutuhan logistik pengungsi masih mencukupi hingga saat ini. Sementara, masa tanggap darurat diberlakukan selama 7 hari (3-9 November 2013).
[rus]
BERITA TERKAIT: