Bagaimana mungkin pasangan Berkah akan mampu mengungguli pasangan incumbent Soekarwo-Syaifullah Yusuf (Karsa) jika dua unsur DPP PKB pecah; Dewan Syuro mendukung Karsa, Dewan Tanfidz mendukung Berkah.
"Orang bisa saja menuding PKB Imin sengaja menggunakan strategi dua kaki, supaya tetap untung siapapun yang unggul. Namanya juga politik, hipokrisi pun dianggap 'strategi'," kata Hikam dalam jejaring sosial miliknya,
mashikam.com.
Â
Menurut doktor ilmu politik dari University of Hawaii at Manoa (UHM) itu, analisis lain dari perpecahan dukungan tersebut jadi bukti bahwa partai besutan almarhum Gus Dur itu sudah begitu amburadul, sehingga untuk mendukung pasangan cagub saja tidak becus. Antara yang Kyai dan non Kyai sudah tidak bisa dibedakan cara berpolitiknya, masing-masing berorientasi pada kepentingan pribadi dan menafikan akhlaqul karimah.
Mana yang benar dari dua cara pandang tersebut bisa diperdebatkan. Yang tak bisa dibantah kata Hikam, adalah fakta bahwa antara Dewan Tanfidz dan Dewan Syuro tidak satu suara, dan yang kasihan pastinya adalah pasangan Berkah. Karena kendati sudah lolos menjadi peserta Pemilukada Jatim, tetapi lalu "dihabisi" dari dalam oleh partai pengusungnya sendiri.
"PKB Imin sedang memamerkan jenis politik baru kepada rakyat Indonesia: yaitu 'politik kanibal'," demikian Hikam.
Kepastian Dewan Syuro PKB mendukung pasangan Karsa daripada memilih Khofifah-Herman disampaikan Ketua Dewan Syuro PKB, KH Abdul Aziz Mansyur. Menurut pengasuh pondok pesantren Tarbiyatun Nashi’in, Pacul Gowang, Jombang ini dirinya bersama komponen Dewan Syuro di tingkat DPP PKB hingga di daerah sudah sepakat untuk mendukung Karsa.
Ketua Dewan Syuro DPW PKB Jatim, KH. Abdul Salam Mujib, mengatakan hal yang sama. Menurut dia Dewan Syuro PKB Jatim masih tetap mendukung Karsa dengan alasan karena belum ada komunikasi antara DPP PKB dengan Dewan Syuro PKB termasuk dengan cagub dan cawagub Jatim yang diusung PKB.
[dem]
BERITA TERKAIT: