Dia berangkat dari rumahnya di RT 1 RW 2 Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Mumbulsari, menuju tempat pembagian BLSM di balai desa setempat. Nenek pencari rumput tersebut berjalan kaki tiga km menuju balai desa. Akhmad Zaenudin, cucu korban, menuturkan bahwa neneknya sempat pamit untuk mengambil BLSM. Dia memastikan, saat berangkat, sang nenek terlihat segar bugar. Menurut dia, sebelumnya, neneknya tidak pernah memiliki riwayat sakit serius.
"Mbuk (nenek, Red) waktu pamit ke saya masih sehat kok, Mas," ungkapnya.
Betapa kaget keluarga Moah, termasuk Zaenudin, ketika sekitar pukul 11.30, ada tetangga yang mengabarkan bahwa Moah meninggal saat mengambil BLSM dan masih berada di Puskesmas Mumbulsari. Seketika itu, Zaenudin bersama keluarga menuju puskesmas setempat. Setiba di puskesmas, mereka melihat Moah sudah terbujur kaku di ruang UGD. Mayat korban langsung dibawa pulang dan dikubur di TPU yang tidak jauh dari rumahnya.
Zaenudin mengaku kecewa kepada program BLSM karena dibagikan tanpa persiapan yang matang di lapangan. Bahkan, dia melanjutkan, selain neneknya, tetangga sebelah rumahnya yang bernama Buk Atin sempat pingsan karena berdesak-desakan saat mengambil BLSM.
"Bukan hanya nenek saya yang menjadi korban, tetangga saya juga sempat pingsan bareng sama nenek," tuturnya.
Kekecewaan keluarga korban semakin bertambah. Sebab, hingga korban dimakamkan, tidak ada seorang pun di antara aparat yang berwenang dalam penyaluran BLSM itu datang ke rumah duka untuk menyampaikan permintaan maaf. Bahkan, keluarga korban saat ini bingung dengan biaya perawatan di puskesmas.
"Saya utang kepada petugas puskesmas untuk mengeluarkan nenek dari puskesmas. Sebab, keluarga kami tidak punya biaya," akunya.
Ironisnya, meski di lokasi pembagian BLSM sudah jatuh korban jiwa, proses pembagian bantuan tersebut masih berjalan. Seperti dilansir dari
JPNN, sekitar pukul 15.00, ratusan warga masih terlihat saling berdesakan di balai desa setempat. Sebelumnya, sempat terjadi perkelahian antara penerima BLSM karena berebut uang bantuan itu.
Sementara itu, Wahyudi Aziz, kepala PT Pos Indonesia Jember saat dikonfirmasi secara terpisah mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui kabar adanya korban meninggal saat antre mengambil BLSM di Mumbulsari.
[wid]
BERITA TERKAIT: