Dari data bakal calon legislatif yang diajukan 12 partai politik yang ada, setidaknya ada beberapa nama yang dianggap cukup berpengaruh dan populer di masyarakat. Para pesohor itu bukan hanya dari kalangan selebritis, tetapi juga beberapa bacaleg petahana yang sudah populer di tengah masyarakat. Dari PKS, di dapil ini dihuni oleh Adang Daradjatun, Effendi Simbolon dari PDI Perjuangan, Tantowi Yahya dari Golkar, dan Marzuki Alie dari Demokrat. PAN juga tak mau ketinggalan. Partai besutan Amien Rais ini menempatkan beberapa nama artis seperti Ida Daniari Royani, Jeremy Thomas serta mantan Sekjen Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) Didi Supriyanto.
Sedangkan PPP menempatkan calon andalannya yaitu Achmad Dimyati Natakusumah. Bagi Partai Nasdem untuk mendulang suara di Dapil 3 DKI Jakarta mempercayakan kepada Ulung Rusman, seorang politisi muda dari gerbong aktivis 98 yang selama ini dikenal aktif dalam perjuangan anti diskriminasi, kemanusiaan serta pengembangan pendidikan dan budaya. Selain aktif sebagai wakil sekjend perhimpunan INTI pusat, alumni termuda Tionghoa di Lemhannas tahun 2011 ini juga dipercaya sebagai sekjend dari Federasi Olahraga Barongsai Indonesia yang diketuai oleh Dahlan Iskan.
Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana mengatakan, banyaknya tokoh nasional yang bertarung di dalam satu dapil memungkinkan timbulnya persaingan ketat. Hal itu diakibatkan karena adanya pertarungan gengsi dan reputasi yang dipertaruhkan di sana, baik dalam hal figur caleg itu sendiri maupun parpolnya. Ia pun tak heran jika nantinya di dapil "neraka" itu akan terjadi persaingan tidak sehat.
"Yang harus diwaspadai di sini adalah timbulnya politik uang dan black campaign antarcaleg," ujarnya.
Untuk itu, ia meminta agar masyarakat cermat dalam memilih caleg yang akan menjadi wakilnya di kursi parlemen. Ia berpendapat bahwa caleg yang mampu memobilisasi pemilih dalam jumlah besar belum tentu dapat menjadi wakil yang baik di kursi parlemen.
[wid]
BACA JUGA: