Kesebelas wilayah tersebut berlokasi di kabupaten Bandung (Jawa Barat), Bojonegoro (Jawa Timur), kabupaten Garut (Jabar), kota Madiun (Jatim), Tuban (Jatim), kabupaten Sampang (Jatim), Pasuruan (Jatim), Mamuju Utara (Sulawesi Barat), Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat), Pandeglang (Banten), dan beberapa kabupaten di Provinsi Aceh.
"Banjir terjadi akibat hujan deras dan berdurasi cukup lama," jelas Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulisnya, petang ini.
Musibah banjir dan longsor ini menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan. Di Kecamatan Montong, Tuban, tercatat seorang seorang nenek atas nama Karmi (70) meninggal dunia akibat terhanyut di Sungai Jabon. Masih di kabupaten sama, tepatnya di Kecamatan Soko dan Kecamatan Parengan, banjir merendam 450 unit rumah warga akibat meluapnya sungai Bengawan Solo. Di Kota Madiun, banjir menggenangi 500 unit rumah lebih.[
Sementara itu, banjir di Kabupaten Aceh Barat mengakibatkan 12.314 KK atau 47.579 jiwa yang berasal dari 10 kecamatan atau 108 desa terendam banjir. Sebagian warga sudah kembali ke rumah dan beraktifitas seperti biasa.
Sedangkan di kabupaten Bandung tercatat tujuh kecamatan yang terendam banjir meliputi Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Majalaya, Katapang, Cangkuang, dan Banjaran. Banjir terjadi sejak Sabtu (6/4) kemarin. Tinggi banjir berkisar 50 - 200 centimeter. Jumlah pengungsi terdata mencapai 945 KK (3.550 jiwa) yang terdiri dari balita 169 jiwa, lansia 54 jiwa dan Ibu hamil tujuh jiwa.
"Saat ini sebagian sudah surut dan masyarakat kembali ke rumahnya," terang Sutopo.
Banjir dan longsor juga terjadi di kecamatan Labuan, Kecamatan Patia, Kecamatan0 Mandalawangi, dan Kecamatan Teluk Kab Pandeglang, Banten pada Sabtu (6/4) pukul 18.00 WIB. Akibatnya, 1.400 KK terendam banjir, 12 rumah tertimbun longsor dan dua jembatan rusak.
"Tidak ada korban jiwa," demikian Sutopo.[wid]
BERITA TERKAIT: