Pedagang Tanah Abang Kekurangan Modal Kerja

Ironis, BPD DKI Dinilai Kurang Perhatian

Kamis, 14 April 2011, 00:34 WIB
Pedagang Tanah Abang Kekurangan Modal Kerja
ilustrasi, pasar Tanah Abang
RMOL.Para pedagang kecil eceran di Tanah Abang, Mangga Dua hingga pedagang-pedagang di Pasar-pasar Inpres, masih banyak yang kekurangan modal kerja. Mereka tak boleh dilupakan. Apalagi Pasar Tanah Abang misalnya, sudah dikenal masyarakat internasional.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Provinsi DKI Ja­karta H Djan Faridz meng­aku pri­hatin,  bila Bank Pem­­­ba­ngu­n­an Daerah (BPD) DKI tidak mak­simal berkon­stribusi me­ngem­bangkan sektor Usaha Mik­ro, Ke­cil dan Me­­nengah (UMKM) dan Ko­perasi. Serta tidak sung­guh-sungguh mengakslerasi per­­tum­buhan eko­nomi melalui pem­­­­ber­dayaan UMKM. Pada­hal, itu semua feasible dibiayai.

“Rendahnya realisasi penya­luran KUR oleh BPD DKI me­nun­jukkan BPD DKI kurang men­du­kung pembia­yaan UMKM di DKI. Ini karena adanya kekha­watiran peluang tumbuhnya kredit macet atau non performing loan (NPL),” ujar Faridz.

BPD DKI, lanjutnya, dapat me­mulai dengan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ter­­hadap para pedagang kecil eceran tersebut. Mekanis­me­nya, KUR bisa disalurkan mela­lui koperasi yang dibentuk para pedagang. Lalu, pem­binaan ter­hadap mere­ka harus dilaku­kan juga agar kualitas penya­luran KUR yang feasible terjaga.

“De­ngan demi­kian, tidak akan ba­nyak terja­di kredit macet,” ujarnya.

Faridz yang juga menjabat Ketua Pengurus Wilayah Nah­dla­­tul Ulama (PWNU) DKI Ja­karta ini berharap, tahun ini BPD DKI dapat lebih produktif dan ber­peran besar menyalur­kan KUR.

“Tentu dengan tetap mem­pertimbangkan prinsip-prinsip penyaluran kredit yang feasible dan tepat sasaran. Agar kredit yang disalurkan dapat mem­ban­tu perkembangan usaha tanpa mengorbankan tingkat NPL,” katanya.

Salah satu bakal calon (balon) Gubernur DKI Jakarta ini mene­gaskan, BPD DKI Jakarta belum menyalurkan KUR secara mak­simal pada 2010. Karena penya­luran oleh BPD DKI hanya te­realisasi Rp 40,8 miliar. Ini jauh di bawah yang ditargetkan, yakni Rp 240 miliar.

Hasil evaluasi penyaluran KUR selama 2010, jelasnya, di­ketahui hingga 16 Desember 2010, hanya terdapat beberapa bank yang mencapai target rea­lisasinya.

BRI untuk kategori bank na­sional secara keseluruhan tahun 2010 telah menyalurkan KUR sebanyak Rp 8,751 triliun dari target peme­rintah sebesar Rp 8,00 triliun. Un­tuk kategori BPD, hanya lima BPD yang men­capai target. Yakni BPD Jabar, Ban­ten, NTB, Kalbar dan Nagari.  

”Ironisnya, BPD yang paling kecil terealisasinya adalah BPD DKI. Dari target Rp 240 miliar, hanya terealisasi Rp 40,8 miliar. Cuma 17 persen. Padahal total debitor hanya 429 jumlah nasa­bah,” pungkasnya. [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA