Begitu dikatakan epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Budi Haryanto dalam diskusi "Polemik: Covid Gawat Darurat" secara daring, Sabtu (26/6).
Budi mengatakan, jika pada umumnya varian Covid-19 biasa hanya menulari satu sampai dua orang dalam lingkungan yang sama, namun varian Delta berbeda.
"Nah, ini memang di negara-negara yang sudah melakukan penelitiannya, kalau varian biasa yang bawa virus itu satu dua orang menularnya, bisa menulari ke satu dua orang. Kalau ini (Delta) bisa menulari lebih dari beberapa orang," kata Budi.
Hanya saja, kata Budi, memang butuh penelitian dan pemeriksaan untuk mengetahui seseorang yang positif Covid-19 terpapar varian Delta atau bukan.
"Orang yang tadi positif proses untuk mendapatkan bahwa dia itu varian Delta atau tidak. Itu dia setelah dites positif nah kemudian hasil positif tadi secara random dites sesuai anggaran yang dipunyai oleh satgas," jelasnya.
Lebih lanjut, dikatakan Budi, sangat sulit untuk kekinian mendeteksi model penularan Covid-19 terutama varian Delta.
Tetapi, lebih penting yang harus dilakukan adalah bagaimana penyebarannya dapat dihentikan.
"Di era seperti sekarang ini justru yang terpenting bagaimana mengendalikan angka penularan. Begitu meningkat tinggi bagaimana kita memutuskan mata rantainya seperti itu," tandasnya.
Selain Budi Haryanto, pembicara lain Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas BNPB, Alexander Ginting, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M. Faqih, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Harif Fadhillah, dan penyintas Covid-19 klaster keluarga, Budhi Setiawan.
BERITA TERKAIT: