Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengingatkan para remaja alias ABG yang kerap nongkrong di kawasan ini untuk bijak dalam memanfaatkan ruang publik atau ruang ketiga ini.
“Semua fenomena ini pasti ada efek baik dan buruknya, untuk itu semua stakeholder diminta untuk mengambil kebijakan yang baik bagi masyarakat sekitar dan yang hadir ke lokasi,†ujar Israyani yang berasal dari dapil Jakarta Pusat, Senin (25/7).
Di lokasi ini kerap didatangi ABG dari daerah penyangga. Belakangan para remaja ini dikenal dengan istilah ‘SCBD’ singkatan dari Sudirman, Citayam, Bojong Gede dan Depok.
Lokasinya yang strategis, membuat ABG "SCBD" banyak yang nongkrong dan tidak sedikit pula yang membuat konten kreatif. Bahkan muncul aktivitas peragaan busana yang disebut 'Citayam Fashion Week.
“Maka dari itu kebijakan lalu lintas perlu diperhatikan oleh Pemprov DKI. Jika tidak, ini akan menjadi bom waktu bagi warga yang akan hadir ke lokasi, terlebih warga sekitar yang akan lalu lintas keluar rumahnya yang terjebak macet dalam waktu lama,†katanya.
Israyani yang bertugas di Komisi A DPRD DKI juga meminta, kegiatan yang mengundang banyak orang ini diharapkan tidak dibiarkan setiap hari dan setiap malam.
Legislator yang bermarkas di Kebon Sirih ini menyarankan unsur tiga Polisi, TNI, Pemprov DKI, pusat bisnis, hotel-hotel, KAI, MRTJ serta perangkat RT-RW mengambil sikap atas fenomena ini.
“Nilai kebudayaan yang sudah baik dalam konteks keindonesiaan, harus dilakukan dengan cara yang baik, sehingga ruang ketiga atau ruang publik ini bisa dimanfaatkan semua lapisan masyarakat,†ujarnya.