Ia akan menangkap mereka hidup-hidup atau mati.
Usai menjenguk anggota Brimob Polda Maluku yang ditembak kelompok Kogoya, Waterpauw menyatakan ketegasannya akan menindak siapa pun yang melawan hukum.
"Siapa pun yang melakukan perbuatan melawan hukum, kami akan tegakkan hukum secara tegas," kata Waterpauw, Minggu (12/1).
Selain mengejar kelompok Kogoya, pihaknya membangun komunikasi dengan rekan-rekan satuan tugas yang lain termasuk para pemangku kepentingan yang ada di Nduga agar bisa menangkap para pelaku ini.
"Saya sudah tegaskan, dalam rangka penegakan hukum hanya ada dua opsi, yaitu tangkap hidup atau mati!" ujar Waterpauw.
Keberadaan polisi dan TNI di Nduga dimaksudkan untuk membuat kondisi kamtibmas di wilayah itu aman dan terkendali.
"Kalau mereka punya keinginan atau tuntutan kepada pemerintah daerah ataupun kepada kami yang ada di daerah ini maka sampaikan apa keinginan mereka itu agar kita bisa mencari solusi terbaik, tapi jangan dengan cara kekerasan yang berujung jatuhnya korban jiwa atau luka-luka," tegasnya lagi.
Aksi kekerasan di Kabupaten Nduga terjadi sejak dua tahun lalu. Kelompok Kogoya menemaki 28 pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun fasilitas jembatan dan jalan Trans Papua. 17 pekerja PT Istaka Karya dibunuh dan empat pekerja lainnya hingga kini tidak diketahui nasib dan keberadaannya.
"Rangkaian aksi kekerasan yang dibuat oleh KKB itulah yang membuat kami hadir di sana untuk melakukan penegakkan hukum di tengah masyarakat sesuai dengan kebijakan negara, jangan dibolak balik,†ujar Waterpauw.
Egianus Kogoya merupakan anak muda yang merampas senjata aparat keamanan. Karena sudah memiliki senjata, kelompok ini menjadi beringas.
"Saat dilakukan pengejaran, mereka berlindung di balik masyarakat sehingga anggota kesulitan," kata Waterpauw.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.