Demikian disampaikan Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (26/12).
"Pertama, lakukan investigasi hilang disebabkan apa? Apakah hilang karena alam, bencana atau unsur kesengajaan pelaku pencuri barang tersebut," kata Brigjen Dedi.
Beberapa kasus, sambung Dedi, hilangnya alat pendeteksi tsunami lantaran adanya bencana. Kalaupun dicuri, hanya solar sel (pembangkit listrik tenaga matahari).
Nantinya dalam penyelidikan, Polri akan menggandeng BMKG.
"Yang tahu titik penempatan alat pendeteksi itu kan dari BMKG. Kemudian di BMKG ada semacam monitoring center yang kontrol peralatan tersebut nanti akan bekerja sama dengan Polda setempat. Kita arahkan patroli air kita akan cek apakah alat tersebut sesuai dengan posisi yang ditentukan BMKG," pungkasnya.
Ketua Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Tiar Prasetya sebelumnya mengatakan, alat pendeteksi tsunami (Buoy) untuk perairan Selat Sunda sudah lama hilang sejak tahun 2007 yang dihibahkan oleh BPPT.
"11 tahun yang lalu sejak 2007, enggak tahu kemana. Buoy itu dari BPPT," ujar Tiar Prasetya di kantornya, Minggu (23/12).
[rus]