"Kami berterima kasih juga bahwa polisi menjaga stabilitas daripada pangan kita, beras dan sebagainya," katanya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Jumat (4/5).
Meski demikian, pria yang akrab disapa JK ini mewanti-wanti Satgas Pangan yang terdiri dari unsur kepolisian, kementerian, dan lembaga terkait itu untuk hati-hati dalam menjalankan tugasnya. Utamanya dalam membedakan pengusaha pangan yang menimbun untuk tujuan jahat atau manipulasi dengan pengusaha yang menyetok barang dagangannya di gudang.
"Harus dibedakan antara stok gudang dengan manipulasi. Hati-hati, jangan, karena kalau beras itu harus banyak disimpan, jangan semuanya yang disimpan itu dianggap melanggar. Itu juga hati-hati. Karena itu juga menyebabkan orang tidak mau simpan beras," ujar JK memperingati.
Sebab, stok juga penting untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga.
"Jadi stabilitas harus diketahui dengan jelas yang mana yang mereka dagang, yang mana yang manipulasi. Memang tidak mudah, tapi berbeda-beda," pungkasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: