Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol Mohammad Iqbal menjelaskan dari penelusuran, pelaku skimming menyasar ATM yang terletak di waralaba atau rumah toko (ruko) yang berada di lokasi terpencil.
Iqbal meminta agar penjaga toko waralaba bisa memperhatikan orang yang berlama-lama di depan mesin ATM.
"Jadi jangan hanya berorientasi kepada penjualan atau market-nya saja tapi lihat dong kalau ada orang yang lama di situ apalagi mencurigai tegor," himbau Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Seni (19/3).
Selain waralaba, Iqbal juga menganjurkan kepada kantor-kantor cabang perbankan untuk lebih meningkatkan pengawasanya, semisal menambahkan standar operasional prosedur bagi para penjaganya alias satpam untuk melakukan patroli ke tempat-tempat yang memiliki ATM.
Menurutnya, pada prinsipnya, Polri hanya menciptakan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) namun untuk teknis pengawasan ATM diserahkan kepada masing-masing perbankan.
"Kami tidak tahu teknis daripada ATM itu. Sekarang mereka pakai modus skimming lusa ada saja karena semakin canggihnya teknologi semakin canggih juga pelaku-pelaku mempelajari itu," pungkas Iqbal.
Sebelumnya, satu pelaku sindikat skimming berhasil diringkus berkat peran salah satu satpam bank swasta. Pelaku berinisial KVB diringkus saat hendak menarik uang tunai di mesin ATM di kawasan Juanda, Jakarta Pusat, Sabtu (17/3).
Awalnya pelaku hendak menarik uang melalui mesin ATM, saat itu satpam yang tengah berjaga curiga lantaran pelaku cukup lama saat di depan mesin ATM. Lantaran menaruh curiga penjaga keamanan tersebut mendatangi pelaku yang mulai panik.
Satpam tersebut tambah curiga ketika meilhat kartu yang dipakai bukan seperti biasanya melainkan kartu yang telah berisi nomor rekening nasabah yang telah di bobol data dan pin-nya alias modifikasi.
[nes]Â