Hal ini diduga terjadi akibat keteledoran pihak kontraktor pembangunan gedung Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK) 61 yang melakukan pengerukan menggunakan beko.
"Mereka melakukan pengerukan di kedalamaan 30 cm tanpa ada koordinasi terlebih dahulu dengan petugas kita yang ada di sana," ujar Kepala Suku Dinas Perindutrian dan Energi (PE) Kepulauan Seribu, Melinda Sagala saat dikonfirmasi, Sabtu (26/8).
Melinda menambahkan, upaya perbaikan akan melibatkan petugas PLN Pusat dan tenaga ahli. Termasuk petugas dari Sudib PE Kepulauan Seribu.
"Peralatan kerja (jointing) dan lain-lain untuk penyambungan listrik sudah dalam perjalan. Kita juga menerjunkan Petugas Teknis Kontrak Individu (PTKI) Sudin PE untuk membantu perbaikan agar cepat selesai dan masyarakat bisa menikmati litrik kembali," terangnya.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Pulau Tidung, Rasid (50), mengaku kecewa dengan insiden tersebut. Dirinya menduga, akibat insiden tersebut, masyarakatmengalami kerugian puluhan juta rupiah.
"Kami minta pihak kontraktor (PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama, Tbk) bertanggungjawab atas padamnya listrik yang merugikan warga Pulau Tidung. Terutama pemilik home stay, pemilik katering belum lagi pedagang ikan yang mengeluhkan ikannya pada busuk karena tidak adanya suplai litrik,†tegasnya.
Sekedar diketahui, pemadaman litrik terjadi pada Jumat (25/08) kemarin. Hingga berita ini diturunkan, listrik di Pulau Tidung masih belum menyala.
[san]
BERITA TERKAIT: