"Istilah 'Local Boy For Local Job' itu lebih banyak berlaku pada Bintara," tegas Kapolri Jenderal Tito Karnavian dikantornya, Senin (3/7).
Pertimbangannya, karakter anggota polisi dari jalur Bintara harus dianggao memahami karakter dan kultur daerah tempat dirinya bertugas. Sedangkan taruna.
Tapi untuk taruna Akpol, kata Tito, merupakan calon pimpinan Nasional Kapolisian yang siap bertugas di mana saja.
"Mereka (Bintara) perlu butuh waktu yang lama di sana (daerah asal). Daerah-daerah tertentu kan memerlukan karakter-karakter polisi yang pernah memahami karakter fisik daerah itu. Nah kalau yang di Akpol, ini mereka menjadi calon pimpinan nasional, jadi boleh bertugas di mana saja, harus siap," terang alumni terbaik Akpol 1987 itu.
Sebelumnya, kasus penerimaan teruna Akpol kembali berpolemik setelah Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan mengeluatkan kebijakan kontroversial.
Anton mengeluarkan kebijakan yang melanggar Peraturan Kapolri (Perkap) terkait putra daerah yang diprioritaskan sebagai taruna Akpol.
Imbasnya, sejumlah keluarga korban yang dirugikan dengan kebojakan tersebut melampiaskan uneg-unegnya ke media sosial hingga didengar Kapolri.
Dalam polemik ini, Kapolri juga menegaskan telah menurunkan tim dari Divisi Profesi dan Pengamanan (Div Propam) dan Asisten SDM untuk langsung ke Polda Jabar.
[san]
BERITA TERKAIT: