"Oh sering lah. Kalau bagi KPK itu sudah sarapan pagi," katanya usai menjenguk penyidik Novel Baswedan di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (11/4).
Samad mengatakan, terkait ancaman atau teror pun masih ada yang ditujukan pada diri maupun keluarganya. Seperti yang terjadi pada bulan lalu, di mana kaca mobil yang dikendarai istrinya dicoba dipecahkan oleh orang tidak dikenal.
"Kalau saya banyak. Bahkan kira-kira sebulan yang lalu mobil saya yang dikendarai istri saya itu dipecahkan kacanya. Tapi tidak sempat pecah, tapi dihantam pakai palu-palu, (istri sedang) keluar antar anak saya sekolah," bebernya.
Menurut Samad, teror datang lebih banyak ketika dirinya memimpin KPK. Meski begitu, dia menganggap sebagai hal biasa. Teror yang terjadi juga tidak perlu dibesar-besarkan, karena malah akan membuat pelaku merasa berhasil. Dia pun berpesan agar pegawai KPK tidak takut menghadapi teror.
"Kita harus mampu menghadapi bahwa kita tidak takut teror. Itu sikap kita yang perlu ditunjukkan, karena kalau ada keraguan, ketakutan maka yang menang adalah peneror. Kita harus perlihatkan diri kita bahwa kita tidak pernah takut teror," ujarnya.
Selain itu, Samad menyarankan agar pemerintah juga meningkatkan keamanan kepada para pegawai KPK. Hal itu dilakukan untuk menjamin keamanan bagi KPK yang sedang mengemban tugas negara.
"Kalau itu sudah ada SOP-nya. Tapi bagi penyidik mungkin perlu ditingkatkan keamanannya, perlu ada peningkatan perlindungan agar supaya ini tidak terjadi," tegasnya.
[wah]
BERITA TERKAIT: