"Jangan Hakim Agung dijadikan sebagai mata pencaharian. Kami di DPR akan mengawal proses seleksi hakim agung," kata Azis dalam diskusi di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Kamis, (6/4).
Saat ini Panitia Seleksi yang terdiri dari Komisi Yudisial dan perwakilan elemen lain tengah menjaring nama-nama yang mendaftarkan diri sebagai Hakim Agung.
Kemudian Pansel akan menyetorkan nama-nama tersebut ke Komisi III DPR, lalu dimasukkan ke dalam Badan Musyawarah (Bamus) yang terdiri dari pimpinan fraksi-fraksi dan pimpinan komisi di DPR.
Komisi III akan melakukan fit and proper tes calon Hakim Agung sebelum disetorkan ke paripurna untuk disahkan.
"Disamping rapat dengar pendapat umum, kita juga undang tokoh-tokog masyarakat, alim ulama, tokoh akademisi untuk diminta pandangannya atas nama-nama yang disetorkan Pansel," papar Ketua Fraksi Partai Golkar ini.
Masukan dari perwakilan masyarakat dirasa Azis sangat sangat penting. Karena Hakim Agung tugasnya sangat berat sebagai benteng terakhir peradilan di Indonesia. Sebelum akhirnya Komisi III mengambil suara one man one vote untuk menyeleksi nama-nama calon Hakim Agung.
"Kita saling mengisi, mengecek kembali hasil seleksi Pansel. Mungkin di Pansel ada yang terlewatkan, tapi DPR tahu. Atau di DPR miss, elemen masyarakat yang tahu. Tapi intinya kita melakukan fit and proper test, mengecek kembali," demikian Azis.
[zul]
BERITA TERKAIT: