Dia mengingatkan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan agar konsisten melakukan program yang telah disusun.
"Yang paling utama (proÂgram pembenahan-red) budaya senioritas itu harus dihilangkan, tidak boleh ada lagi. KemuÂdian, spanduk ancaman saksi terhadap pelaku kekerasan harus dipasang besar-besar di setiap sekolah transportasi," kata Nizar kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Selain itu, Nizar juga mengingatkan agar pembenahan mengacu pada statuta dan kurikulum.
Seperti diketahui, BPSDM Perhubungan menata ulang kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan yang selama ini menjadi bibit kekerasan akan diÂhentikan. Selain itu, BPSDM meningkatkan pengawasan antara lain dengan mengubah sarana dan prasarana, pintu masuk dan keluar asrama kini hanya ada satu pintu. Dan, menambah jumlah pengasuh dari TNI AL.
Perbaikan tersebut dilakukan sebagai bentuk tidak lanjut atas peristiwa tewasnya taruna STIP Jakarta, Amirullah Aditya PuÂtra karena dianiaya seniornya pada Selasa (10/01).
Kepala BPSDM Perhubungan Wahju Satrio Utomo memastikan upaya perbaikan terus dilakukan. MenurutÂnya, saat ini, pihaknya sedang menggelar psikotes.
"431 taruna tingkat dua STIP Jakarta sedang mengikuti psikotes yang akan digelar sejak 30 Januari sampai 1 Februari (hari ini)," ungkapnya.
Tommy-panggilan akrabÂnya- mengungkapkan, psikotes dilakukan untuk melihat kondisi psikologis para tarÂuna. Sehingga, jika hasilnya ditemukan ada taruna berpoÂtensi melakukan kekerasan, pihaknya bisa melakukan langÂkah-langkah preventif.
"Yang kami lakukan sesuai dengan instruksi Menteri PerÂhubungan Bapak Budi Karya Sumadi. Pak menteri memerinÂtahkan agar dilakukan langkah-langkah untuk memulihkan kondisi STIP agar kembali kondusif," ungkapnya.
Tommy menjelaskan, untuk taruna yang diketahui berÂpotensi melakukan tindak kekerasan, pihaknya akan melakukan pengawasan dan pembinaan khusus. Nanti, dosen dan pengasuh akan terus memonitor dan melaporkan perkembangan taruna terseÂbut. ***
BERITA TERKAIT: