Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan hal itu di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Panglima menegasÂkan, TNI membantu Polri menanÂgani ormas-ormas yang bertentanÂgan dengan Pancasila.
Untuk itu, dia berjanji menindak tegas anggota TNI yang terlibat ormas anti Pancasila. "Kita diingatÂkan Indonesia bukan negara teokraÂsi, bukan negara agama, bukan negara sekuler. Tetapi masyarakat Indonesia merupakan masyarakat agamis," kata Panglima.
"Umat beragama di Indonesia pasti bersama-sama, tidak boleh menyudutkan orang maupun kelÂompok agama. Saya sampaikan peserta rapat pimpinan TNI untuk bantu pemerintah," ujarnya.
Panglima juga menegaskan siap membantu Polri menangani ormas-ormas radikal dan bertentangan dengan Pancasila. "Kan sudah saya sampaikan, kami akan bantu, back up Kepolisian dengan cara TNI."
Menjawab pertanyaan pers, Panglima berjanji menindak tegas anggota TNI yang terlibat dalam orÂmas radikal atau yang bertentangan dengan Pancasila.
"Kalau dia melanggar hukum, saya tak peduli (pangkatnya apa). Siapa pun juga, pangkat apa pun juga. Karena panglima tertinggi TNI adalah hukum," tegasnya.
"Presiden mengatakan negara (Indonesia) bukan negara aturan, tapi negara hukum. Berarti tidak boleh melanggar hukum," lanjut Jenderal Gatot.
Nah, pernyataan Panglima TNI akan menindak tegas oknum TNI melindungi atau terlibat dalam orÂmas bertentangan dengan Pancasila, ramai direspons netizen.
Di antaranya, pengguna Twitter dengan akun @chaerul988 menunggu Panglima TNI merealÂisasikan janji itu, "Ditunggu realÂisasinya pak. Semoga NKRI aman dari ormas-ormas yang meresahkan masyarakat."
Akun @djoko2015 menduÂkung Panglima TNI. "Good job Jenderal, negara tidak boleh kalah dengan preman apapun," cuit @ djoko2015.
Netizen @jack-asli berharap pimpinan TNI menelusuri apakah ada anggota yang terlibat ormas-ormas anarkis dan anti Pancasila. "Bersihkan sampai ke akar-akarnya, jangan bimbang dan ragu pak Gatot," katanya.
Akun @hendrabalink7 juga menÂdesak Panglima TNI melaksanakan komitmen tersebut, "Jangan cuma bilang akan tindak pak. Tolong reÂalisasi dengan tindakan segera."
Akun @darma2 malah menyÂindir Kapolri, untuk tegas sepÂerti sikap Panglima TNI. Dia menyindir kasus Kapolda Jawa Barat yang diberitakan menjabat pembina ormas yang terkait kaÂsus penganiayaan anggota Front Pembela Islam (FPI). Menurut dia, menjabat pembina ormas, Kapolda Jabar bisa disebut membekingi ormas tersebut,
"Kapolda Jabar malah bekingin GMBI. Ormas kere. Gimana nih Kapolri. Contoh tuh panglima," tuÂlis akun @darma2.
"Kapolda Jabar kena sindir nih. Pembina kan sama dengan beking resmi lah," ketus akun @ iwankusaja.
Akun @tersnanano menjelaskan, seharusnya semua ormas mentaati peraturan dan hukum di Indonesia. Begitupun, aparat keamanan tidak perlu terlibat melindungi ormas nakal.
"Apapun ormasnya, seharusnya sejalan dengan undang-undang dan falsafah negara. Ormas harus berÂtindak sebagai inspirator, sekaligus pelaku pembangunan, bukan seÂbagai beban pembangunan. Kalau kayak gitu, TNI nggak kepakai saÂma ormas. Karena ormas diterima sama masyarakat," katanya.
Netizen lain menambahkan, jika anggota TNI membina orÂmas, sebaiknya ormas yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan taat aturan. "Kalau mau, pilih yang kegiatannya sesuai AD/ART. Serta AD/ART ormas yang tidak sejalan dengan Pancasila, ngapain dilindungi?" tambah akun @deathÂschyte.91.
Ada juga netizen yang berkoÂmentar melebar. Misalnya, akun @ amanogawa09 mendesak Panglima menindak oknum TNI yang menjaÂdi beking tempat prostitusi. "Yang beking tempat esek-esek juga tuh pak, tolong ditindak," katanya.
Akun @Daengazis71 mengataÂkan, banyak oknum aparat memÂbekingi ormas yang bertentangan dengan Pancasila dan tempat prosÂtitusi. "Itu mah udah biasa pak, tenÂtara dan polisi selalu jadi bekingan. Mafia saja dibekingin pak, yang penting ada upetinya. Hahaha," komentarnya sinis. ***
BERITA TERKAIT: