Panglima Aksi 411 Belum Bicara

Soal Bantuan Logistik Ke Suriah

Kamis, 29 Desember 2016, 09:13 WIB
Panglima Aksi 411 Belum Bicara
Foto/Net
rmol news logo Nama Ustadz "Panglima 4.11" Bachtiar Nasir terseret dalam dugaan pemberian bantuan untuk teroris Suriah. Berbagai bantuan makanan dan minuman dari Indonesia Humanitarian Relief (IHR), lembaga yang dipimpin Bachtiar Nasir, ditemukan dalam gudang logistik di Aleppo itu.

Informasi ini bermula dari video di yang diunggah stasiun televisi Euronews di Youtube. Video tersebut menggambarkan penemuan gudang logistik milik kelompok Jaysh Al-Islam, kelompok teroris yang memberontak terhadap pemerintahan Bassar Al-Assad. Kelompok itu kerap disebut sebagai "anak cabang ISIS".

Di gudang logistik yang merupakan gedung sekolahan itu, para warga sipil menemukan makanan dan minuman berlabel Indonesian Humanitarian Relief (IHR). Lembaga itu diketahui dipimpin oleh Bachtiar Nasir, penglima aksi 411.

Kini, Polri menelusuri kebenaran video tersebut. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan, korpsnya menggandeng BNPT untuk menyelidiki soal itu. "Soal bantuan ke Aleppo, sedang diselidiki Cyber Crime, Densus 88, dan BNPT," ungkap Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian di Mabes Polri, kemarin.

Sementara Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menyatakan, belum menjadwalkan pemanggilan terhadap Bachtiar Nasir. "Kepolisian melakukan pendalaman. Yakni dengan mengumpulkan bahan keterangan, mengumpulkan informasi yang relevan," ujar Boy, kemarin.

Selain itu, polisi juga mendalami detail proses pemberian bantuan tersebut. Mulai dari proses pengumpulan bantuan, pengiriman, tujuan pengiriman, dan dalam rangka apa bantuan itu. "Itu masih banyak data informasi yang harus dikumpulkan," jelasnya.

Jenderal bintang dua itu pun mempersilakan kepada masyarakat untuk turut melapor ke polisi, jika punya informasi terkait bantuan itu "Ini bisa menjadi informasi kepada kita," ujar eks Kapolda Banten itu.

Sebelumnya, Karopenmas Polri Brigjen Rikwanto menyebut, polisi menyelidiki bantuan itu agar sampai ke tangan yang berhak.

Korps baju coklat, ujarnya, tak bisa melarang orang untuk memberikan bantuan.

"Ya yang mengirim dan punya uang kan terserah. Yang mau mengirim ke mana pun hak dia juga. Cuma ngirimnya benar, apa nggak. Kami belum tahu betul, itu berita di medsos, kami juga sedang selidiki," tutur Rikwanto.

Dia pun mengimbau masyarakat lebih berhati-hati dalam menyalurkan donasi. Apalagi jika donasi ditujukan ke daerah rawan konflik dan terkait dengan tindak terorisme.

"Memberikan bantuan itu bagus karena beramal. Namun harus dipastikan dulu, apakah itu sudah dipastikan benar. Hati-hati aja, diselidiki dan didalami dana kita untuk membantu orang," imbaunya.

IHR sendiri sudah membantah menyokong logistik bagi para teroris itu. Lembaga itu menyebut, isu itu sebagai fitnah dan propaganda yang dilakukan jejaring gerakan pro rezim Bashar Assad di Indonesia.

"Tuduhan IHR tidak menyalurkan (bantuan) untuk warga Suriah jelas tuduhan fitnah dan tidak benar. Pihak-pihak yang melakukan propaganda ini hanya menyandarkan kepada satu potongan berita, tanpa mau melihat informasi secara utuh," demikian pernyataan sikap IHR dalam situs resmi lembaga itu.

IHR juga menuding, dikaitkannya lembaga itu dengan kelompok GNPF MUI, adalah upaya untuk memecah ukhuwah umat Islam yang saat ini sedang solid.

IHR mengklaim telah bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan kredibel asal Turki untuk menyalurkan bantuan ke Suriah. Lembaga tersebut adalah Lembaga Swadaya Masyarakat konservatif, IHH Humanitarian Relief Foundation, yang aktif sebagai konsultan untuk United Nations Economic and Social Council sejak 2004.

IHH pernah menjadi inisiator konvoi kemanusiaan Freedom Flotilla menuju Gaza, Palestina, yang diikuti lembaga dan aktivis kemanusiaan dunia.

IHR pun mengancam bakal memproses hukun para pemfitnah mereka. "Jika pihak-pihak penebar fitnah tersebut tidak menghentikan tuduhannya setelah pernyataan resmi kami ini, maka kami akan ambil langkah hukum terhadap para penebar fitnah tersebut," demikian pernyataan sikap IHR.

Wasekjen Majelis Ulama Indonesia Najamuddin Ramly juga membantah tudingan itu. "Ah enggak ada itu. Bohong itu untuk teroris, teroris apa?" kata Najamuddin Ramly di Jakarta, Selasa (27/12) seperti dikutip situs Eramuslim.com.

Najamuddin mengatakan, bantuan yang diberikan oleh Bachtiar untuk kaum Muslim di Suriah yang teraniaya dan terzalimi, bukan untuk kelompok pemberontak.

Dia pun curiga, tudingan itu dilontarkan untuk menggoyahkan Bachtiar yang merupakan pentolan dari GNPF MUI. "Ini semua. Habib Rizieq mau dinistakan, Bachtiar Nasir dinistakan," tegasnya.

Bachtiar sendiri sulit dikonfirmasi. Dikontak Rakyat Merdeka, dia tak mengangkatnya. Whatsapp yang dikirim pun tak dibalas. Namun, sejak hari Senin (26/12), Bachtiar memposting foto-foto screenshot dari pers rilis dan pemberitaan di sejumlah situs berita Islam yang membantah isu tersebut di akun Instagramnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA