Pemeriksaan ini sebagai tindak lanjut penelusuran adanya dugaan aliran dana narkoba sebesar Rp 450 miliar dari menÂdiang Freddy Budiman kepada anggota BNN, seperti yang perÂnah disampaikan Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar.
"Jadi, kecurigan mengenai itu kita sudah kerja sama dengan PPATK untuk ditelusuri. Saya sudah meminta ke PPATK meÂmeriksa rekening dan transaksi anggota BNN. Termasuk saya," kata pria yang akrab disapa Buwas itu di Kantor BNN, Cawang, kemarin.
Pemeriksaan oleh PPATK itu, menurut Buwas, merupakan salah satu cara untuk mencari tahu kebenaran di balik curhatan Freddy.
Oleh karenanya, mantan Bareskrim ini tidak memperÂmasalahkan jika memang harus diperiksa. "Karena siapa tahu, pada waktu itu ada aliran dana yang masuk. Ini yang harus diungkap agar ada kepastian hukum yang jelas," tegasnya.
Karena yang terpenting sekaÂrang, menurut Buwas, jangan mengapririori langkah BNN daÂlam menyikapi curhatan Freddy. Sebab, BNN sudah berkomitmen melakukan pembersihan.
"Kita jangan apririori. Kalau niatnya baik semua akan terungÂkap," ujar dia.
Buwas juga mengaku sudah bertemu Koordinator KontraS Haris Azhar, dan mendapatkan berbagai informasi terkait curhaÂtan Freddy.
Bahkan, dirinya juga sudah paham dengan maksud Haris menuliskan pengakuan Freddy di media sosial. "Pak Haris tujuan bukan ingin mempermalukan instutisi, semangat Pak Haris seÂmangat melakukan pembenahan artinya beliau katakan selama ini hanya bisa nampung keluhan masyarakat," jelas Buwas.
Apa yang dilakukan Haris, kata Buwas, itu tulus dan tidak ada maksud menjatuhkan nama institusi penegak hukum Polri, BNN, dan TNI.
"Saking semangatnya Pak Haris, kita lupa harus lakukan apa. Kalau beliau sampaikan ke media sosial sebelum eksekusi, saya senang sekali," urai dia.
Terkait soal Freddy, pihaknya sudah memeriksa banyak saksi, lebih dari 20 orang. BNN juga tidak tinggal diam dalam pengakuan Freddy itu.
"Kita harus cari fakta-faktanya bukti-buktinya, karena dikala orang bersalah dia akan memÂbela diri," ujar dia.
Seandainya Freddy masih hidup mungkin bisa dibuka bukti transfer ke oknum yang disebut. Buwas juga menyampaikan ke Haris agar tak perlu takut untuk mengungkapkan kebaikan.
"Untuk kebaikan karena yang kita berantas oknum, bukan salah BNN Polri TNI, tapi okÂnum. Kalau tidak, ini preseden buruk buat institusi," ujarnya.
Kendati begitu, Buwas meÂmastikan bahwa proses invesÂtigasi nyanyian Freddy masih dilakukan. Namun, investigasi tim belum mendapatkan fakta dari tulisan itu karena semua belum lengkap.
"Kita masih perlu pembuktian dari semua petunjuk yang ada. Dalam pencocokan temuan fakta dan bukti juga belum ditemukan keakuratan. Bahkan, informasi yang dibilang ada oknum BNN yang matikan CCTV juga tidak ditemukan," jelasnya.
Tim internal BNN sendiri, kata Buwas, masih terus bekerja. Tim ini sekarang sedang bersuÂrat dengan beberapa saksi yang mengetahui dan mungkin juga punya alat bukti.
"Sekarang beliau ada di Kanada dan ada juga yang di luar pulau Jawa. kita imbau dan surati supaya bisa hadir untuk berkomunikasi dan beliau sudah bersedia, kapan waktunya itu belum ditentukan," tuturnya.
Buwas mengatakan, pihaknya idtak hanya bekerja sama dengan tim independen polri. Dia juga minta masyarakat ikut mengaÂwasi proses investigasi.
"Masyarakat juga berhak mengawasi dan ikut memberikan informasi agar kasus ini terang benderang," pungkasnya. ***
BERITA TERKAIT: