Sepengetahuan dia, pelaku kejahatan seksual akan mendapat tekanan dari para narapidana lain karena dianggap pengecut.
"Dia kan (Anwar) pelaku kejahatan seksual, kalau di Lapas, pelaku kejahatan seksual itu biasanya agak dimarahi oleh narapidana yang lain, karena dianggap orang nggak benar, seorang pengecut. Mungkin dia merasa tekanan yang begitu besar, maka dia lari," ujar Yasonna di kantornya di jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (12/7).
‎Dia menjelaskan, langkah yang dipilih Anwar bukanlah sebuah jawaban dari tindakan yang telah diperbuatnya. Apalagi, dalam melakukan aksi melarikan diri, Anwar melibatkan istrinya sendiri.
‎"Sekarang istrinya sudah ditahan polisi karena dia membantu kejahatan. Kami harap polisi supaya menangkap ini orang, krena dia mengorbankan istrinya. Pakaian perempuan hijab, pakai kacamata jadi nggak terdeteksi. Memang orang ini sudah punya rencana yang baik, tetapi saya percaya kita bsa tangkap orang ini (Anwar)," tutup Yasonna.
‎Anwar kabur dari Rutan Salemba dengan cara menyamar sebagai perempuan. ‎Kaburnya Anwar bermula saat Ade Irma Suryani, istri Anwar membesuk sang suami di Rutan Salemba.
Ade yang datang ke Rutan sekira pukul 14.00 WIB, membawakan jilbab beserta baju gamis. Diduga jilbab dan baju gamis tersebut dipakai Anwar untuk mengelabuhi petugas sipir agar bisa kabur dari Rutan Salemba.
Anwar merupakan narapidana kasus pembunuhan siswi‎ Madrasah Tsanawiyah (MTs), Bogor, Jawa Barat. Korban berinisial AAP.
‎Perbuatan keji dan sadis Anwar terjadi pada 22 Oktober 2015 di area perhutani Petak 17 Resort Pemangkuan, Hutan Tenjo, Desa Pangaur, Jasinga Kabupaten Bogor.
Anwar alias Rijal telah menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 23 Juni lalu terkait kasus tersebut. ‎Majelis hakim yang dipimpin Binsar Gultom memvonis hukuman penjara seumur hidup kepada Anwar. Putusan hakim itu sesuai dengan tuntutan jaksa penuntut umum.
[sam]‎
BERITA TERKAIT: