Wakil Ketua Fraksi Gerindra Desmond J. Mahesa berasalan, pihaknya masih melakukan serangkaian pertimbangan sebelum memutuskan menerima atau menolak aturan yang dikenal dengan sebutan Perppu Kebiri itu. Sebab, di internal Gerindra masih ada diskusi panjang mengenai pantas tidaknya hukuman kebiri diberlakukan.
"Ada yang bilang lebih baik hukuman mati, ada yang menilai Perppu itu tidak diperlukan karena kita sedang merancang UU Penghapusan Kekekerasan Seksual. Tapi, ada juga yang mengatakan kalau itu solusi. Ini masih kami dalami," ujar anggota Komisi III itu di Jakarta, Minggu (5/6).
Desmond masih merahasiakan suara mayoritas anggota fraksinya mengenai Perppu itu. Dia ini hanya menyebut, Fraksi Gerindra masih menjadwalkan serangkaian pertemuan untuk membahas Perppu tersebut.
"Opsi mana yang dipilih, kita lihat nanti," singkatnya.
Namun, tanda-tanda Gerindra mau menolak Perppu itu sudah terlihat jelas. Desmond menyatakan, selain melakukan kajian hukum dan yuridis, pihaknya juga akan mencermati aspek politis dari Perppu tersebut. Gerindra tak mau terseret arus opini dan dukungan sejumlah kalangan terhadap Perppu tersebut.
"Kami tidak mau asal beda atau sekadar mengikuti arus opini yang sedang berkembang. Apapun sikap kami nanti, itu didasarkan pada kajian dan pertimbangan yang dalam," jelasnya.
Desmond justru menduga bahwa Presiden Jokowi mengeluarkan Perppu itu hanya untuk mengejar popularitas agar dianggap sebagai pemimpin yang tegas. Kalau hal itu yang terjadi, Gerindra jelas akan menolaknya.
"Kalau Presiden sekadar mengejar popularitas, masak kami ikuti," tegasnya.
[wah]
BERITA TERKAIT: