"Kami mengajak para ulama DKI untuk melakukan dakwah soal bahaya narkoba, juga tetap tolak radikalisme dan terorisme," ungkap Ketua Dewan Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98), Willy Prakarsa dalam keterangannya, Selasa (19/1).
Aktivis 98 itu juga mengapresiasi sejumlah keberhasilan Polres Jakbar. Pertama, mengungkap sabu diatas 20 kg. Lalu, mengungkap jaringan narkoba Malaysia dengan barang bukti yang disita sebanyak 18 kg berupa sabu dan pil ekstasi 140.000 butir. Rencananya barang haram itu dipersiapkan untuk pesta malam tahun baru 2016.
"Ini adalah pengungkapan kasus yang cukup mendulang sukses berantas narkoba dari mafia berskala Internasional. Keberhasilan Kapolres Jakbar ini patut di acungi jempol dari Presiden Jokowi, dan Kapolri serta Kapolda," jelasnya.
Menurut Willy, narkoba adalah kejahatan yang luar biasa dan sifatnya wajib diberantas, sebab bahaya narkoba itu lebih sadis dari kejahatan teroris, kendati kedua jenis kejahatan tersebut sama-sama terorganisir.
"Negara dapat dikatakan kuat jika rakyatnya pun kuat dan sehat. Akan tetapi Negara itu akan rapuh jika rakyatnya lemah dan menjadi pecandu narkoba. Sehingga dapat menggerus generasi muda sebagai penerus bangsa," ucapnya.
Oleh karenanya, Willy berharap Presiden Jokowi harus secepatnya mengintruksikan Jaksa Agung HM. Prasetyo untuk segera mengeksekusi mati bagi para bandar Narkoba yang sudah berkekuatan hukum tetap dengan vonis mati.
‎"Jangan sampai eksekusi mati tertunda dan ada kesan dimata masyarakat justru negara memelihara para bandar narkoba tersebut. Bersihkan Indonesia dari bahaya Narkoba. Kalau perlu tembak mati ditempat para bandar Narkoba. Rakyat pasti mendukung," tukasnya.
[sam]