"Saya memutuskan untuk mendaftar Minggu (21/6) malam kemarin, setelah bertemu dengan ibu saya beberapa waktu yang lalu dan mendapat restu beliau," kata Johan melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Selasa (23/6).
Dokumen-dokumen persyaratan administrasi pendaftaran sedang dipersiapkannya untuk diserahkan ke panitia seleksi capim KPK. Pendaftaran capim KPK mulai dibuka pada 5 Juni hingga 24 Juni 2015.
"Semoga waktunya cukup," ujar Johan.
Mengenai alasannya, Johan mengaku ingin tetap berkontribusi dalam pemberantasan korupsi melalui lembaga KPK sekaligus ikut mengembalikan marwah KPK yang sedang pudar belakangan ini.
"Istri menyerahkan sepenuhnya ke saya, sementara anak-anakku sebenarnya kurang setuju, terutama yang kecil, karena kalau jadi pimpinan KPK jarang ada waktu untuk mereka," beber mantan wartawan di majalah Forum Keadilan dan Tempo ini.
Hingga 20 Juni 2015 sudah ada 189 capim KPK yang mendaftar, 11 orang di antaranya adalah perempuan. Mereka berasal dari berbagai latar belakang profesi namun advokat/konsultan hukum masih yang terbanyak, disusul oleh PNS/pensiunan, Swasta/BUMN dan dosen.
Johan sendiri masuk ke KPK terhitung sejak tahun 2005 dan bekerja di Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK hingga meningkat menjadi Kepala Biro Hubungan Masyarakat KPK pada tahun 2009 sekaligus Jurubicara (Jubir) KPK.
Johan sudah menjadi jubir KPK sejak 2006 atau tiga tahun setelah KPK resmi berdiri pada Desember 2003 berdasarkan UU 30/2002 mengenai KPK.
Ia pernah juga merangkap sebagai Jubir dan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK pada 2008-2009, selanjutnya pada tahun 2009 Johan menjadi Kepala Biro Humas KPK. Karir Johan kemudian meningkat sejak dilantik sebagai Deputi Pencegahan KPK pada 17 Oktober 2014.
Ia kemudian dilantik menjadi Plt Wakil Ketua KPK menggantikan Bambang Widjojanto pada 18 Februari 2015.
[wid]
BERITA TERKAIT: