10 Peti Mati Disiapkan Jelang Eksekusi Mati II

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 22 Februari 2015, 10:42 WIB
10 Peti Mati Disiapkan Jelang Eksekusi Mati II
ilustrasi:net
rmol news logo . Gereja Kristen Jawa (GKJ) Cilacap, Jawa Tengah menerima pesanan 10 peti mati dari Polres Cilacap menjelang rencana eksekusi terpidana mati gelombang kedua yang direncanakan akan dilaksanakan di LP Nusakambangan.

Pendeta GKJ Cilacap Yosafat mengatakan pesanan kali ini merupakan pesanan peti mati kedua yang dilakukan oleh Polres Cilacap, setelah eksekusi terpidana mati gelombang pertama 18 Januari lalu.

"Pesannya saat itu lima peti, namun kami hanya bisa menyediakan tiga. Soalnya mendadak sekali," ujarnya, Minggu (22/2).

Yosafat memastikan pesanan 10 peti mati kali ini sudah terpenuhi. Hanya saja karena gudang GKJ terbatas, maka yang sudah berada di Cilacap baru enam peti mati.

"Yang lain masih di tempat pembuatan. Tapi sudah siap kirim. Begitu diperintahkan kirim, ya langsung dikirim," tukasnya.

Saat ditanya apakah sudah ada informasi kapan eksekusi bakal dilakukan, Yosafat mengaku tidak memiliki informasi. Namun biasanya peti mati diambil sehari menjelang eksekusi dilakukan.

"Pada eksekusi lalu diambil sehari sebelum eksekusi. Tiap peti mati diambil oleh satu mobil. Lalu dibawa ke Polres," ungkapnya.

Yosafat menambahkan hingga hari ini pemesan hanya memesan 10 peti mati. Padahal Kejaksaan Agung menyebut akan mengeksekusi 11 terpidana mati. Untuk soal ini, ia menyatakan siap menyediakan peti mati baik 10 maupun 11 unit.

"Kami memiliki rekanan workshop penyedia peti mati yang siap menyediakan peti mati kapanpun diminta. 10 atau 11 sudah kami siapkan," tegasnya.

11 narapidana yang masuk daftar eksekusi tahap kedua terdiri dari empat WNI, yakni Harun bin Ajis, Syofial alias Iyen bin Azwar, Sargawi alias Ali bin Sanusi, terpidana pembunuhan berencana dan Zainal Abidin, kasus narkotika.

Dua terpidana mati yang masuk daftar eksekusi yang paling menyita perhatian dan membuat panas hubungan diplomatik Indunesia dengan Australia adalah Duo Bali Nine, Myuran Sukumaran alias Mark dan Andrew Chan. Keduanya adalah sindikat Bali Nine yang grasinya ditolak Presiden.

Lima warga Asing lainnya adalah Mary Jane Fiesta Veloso (WN Filipina), Serge Areski Atlaoui (WN Prancis), Martin Anderson alias Belo (WN Ghana), Raheem Agbaje Salami (WN Cordova) dan Rodrigo Gularte (WN Brazil) akan turut dieksekusi di Pulau Nusakambangan. Kelima terpidana mati ini terlibat penyelundupan narkoba jaringan internasional. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA