Dalam persiapan Anas Urbaningrum maju sebagai calon ketua umum di Kongres Demokrat Mei 2010, jelas Nazar, ia dan sejumlah pendukung Anas sudah bergerilya menghimpun kekuatan untuk pemenangan sejak Desember 2009.
"Kongres bulan Mei karena kasus Century meledak. Tapi bulan Desember 2009 kami sudah kumpul-kumpul," jelas dia.
Kumpul-kumpul itu dilakukan dengan menghindari pengamatan dari Cikeas. Sejumlah tempat diklaim Nazar sebagai pos pemenangan Anas. Salah satunya apartemen Senayan City.
"Itu supaya tidak tercium Cikeas, Ketua DPC dipanggil provinsi. Dipanggil koordinator wilayah, karena tidak boleh terekspos," terang dia.
Nazar terangkan, pengerahan Ketua DPC dilakukan oleh tim pemenangan yang dibagi per-koordinator wilayah. Koordinator pemenaganan Anas untuk wilayah Jawa Tengah dipegang Sudewo.
Nazar mengatakan, setiap Ketua DPC yang dipanggil dan memenuhi panggilan akan dibekali biaya akomodasi. Bahkan, para Ketua DPC diberi fasilitas hiburan. Fasilitas itu ditenggarai tercium Ani Yudhoyono.
"Ada, itu sempat ditegur Bu Ani melalui SMS," kenang Nazar.
Nazar menjelaskan, pihaknya mengumpulkan uang dengan berbagai cara. Diantaranya dari Permai Grup dan sumbangan dari sejumlah pihak, seperti bos Gudang Garam dan Fauzi Bowo (saat itu Gubernur DKI Jakarta). Masih kata dia, pihak Cikeas sempat mengusik strategi tim pemenangan Anas Urbaningrum. Intervensi dilakukan terhadap sejumlah pengusaha dan pejabat yang dekat dengan Partai Demokrat.
Menurut Nazar, Anas sempat menghubungi sejumlah pengusaha dan pejabat untuk meminta dana pemenangan kongres.
"Kalau dihitung-hitung, saya bilang dapat Rp 400 miliar," tutur Nazar.
"Pas mau datang ke toke-toke (pengusaha) itu, Cikeas sepertinya tahu," ditambahkan Nazar.
Keluarga Cikeas yang saat itu mendukung calon Ketum lain, Andi Alifian Mallarangeng, diduga mengetahui rencana penggalangan dana tersebut. Menurut Nazar, Cikeas lebih dulu menghubungi para toke.
"Cikeas tahu, yang mau sumbang ke Anas ditelepon. Misalnya, Foke tadinya janji mau kasih Rp 20 miliar hanya 2.000 dollar. Jadi dana yang terkumpul cuma Rp 70 miliar," beber bekas anggota Komisi III DPR RI itu.
[ald]
BERITA TERKAIT: