Mengutip AFP pada Jumat, 5 Desember 2025, serangan itu menghantam wilayah selatan Lebanon yang diklaim Tel Aviv sebagai lokasi penyimpanan senjata milisi Hizbullah.
Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), jet-jet tempur Israel menggempur sejumlah gedung di kota Mahrouna serta bangunan di Jbaa, Majadal, dan Baraasheet.
“Ini benar-benar wilayah sipil. Kami terus mendapat ancaman dari Israel. Tidak ada satu pun jendela dalam radius 300 meter yang tidak pecah. Semua orang terkejut,” ujar pejabat setempat, Yassir Madi.
Militer Israel berdalih bahwa target mereka adalah fasilitas penyimpanan senjata milik Hizbullah yang berada di jantung kawasan penduduk sipil. Israel juga kembali menuding bahwa kelompok tersebut memanfaatkan warga sebagai tameng dalam operasi mereka.
Meski kedua pihak terikat gencatan senjata sejak November 2024, Israel tetap melancarkan serangan ke wilayah Lebanon dan mempertahankan pasukan di lima titik strategis di Lebanon selatan.
Serangan terbaru ini terjadi hanya beberapa hari setelah Paus Leo XIV berkunjung ke Lebanon pada Minggu hingga Selasa. Selama kunjungan tersebut, Israel tidak melancarkan serangan.
Dalam pesannya, Paus sendiri telah menyerukan penghentian segala bentuk permusuhan dan mengkritik retorika anti-Muslim yang kerap muncul dari kelompok penolak imigran.
Serangan Israel ini juga berlangsung sehari setelah delegasi sipil Lebanon dan Israel menggelar pembicaraan tatap muka untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Pertemuan pada Rabu 3 Desember 2025 itu berlangsung di markas pasukan penjaga perdamaian PBB di Naqura, dekat perbatasan Israel, dan disebut para pejabat Lebanon berjalan lancar.
BERITA TERKAIT: