Setelah pertukaran tersebut, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kemudian menyatakan berakhirnya perang dua tahun yang mengguncang Timur Tengah.
“Langit tenang, senjata-senjata sunyi, sirene tak bersuara, dan matahari terbit di Tanah Suci yang akhirnya damai,” ujar Trump di depan parlemen Israel, Knesset, dikutip dari
Reuters, Selasa 14 Oktober 2025.
"Mimpi buruk yang panjang bagi warga Israel dan Palestina telah berakhir," tambahnya.
Beberapa jam setelah pengumuman itu, Trump mengumpulkan para pemimpin Muslim dan Eropa di Sharm el-Sheikh, Mesir, untuk membahas masa depan Jalur Gaza dan peluang perdamaian regional yang lebih luas. Namun, baik Israel maupun Hamas tidak hadir dalam pertemuan tersebut.
Militer Israel memastikan seluruh 20 sandera telah diterima dalam kondisi hidup setelah dipindahkan dari Gaza oleh Palang Merah. Ribuan warga menyambut mereka dengan sorak, pelukan, dan tangisan haru di “Lapangan Penyanderaan” Tel Aviv.
Sementara itu di Gaza, ribuan keluarga Palestina berkumpul di rumah sakit untuk menyambut kedatangan hampir 2.000 tahanan yang dibebaskan Israel sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
AS bersama Mesir, Qatar, dan Turki menengahi perjanjian tahap pertama antara Israel dan Hamas yang mencakup gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Dalam KTT di Sharm el-Sheikh, Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menandatangani dokumen bersama para pemimpin Qatar dan Turki yang berkomitmen untuk menjaga perdamaian.
BERITA TERKAIT: