Mengutip pernyataan yang diterima redaksi, Rabu, 1 Oktober 2025, pertemuan dipimpin oleh Direktur Jenderal Hubungan Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan Kementerian Luar Negeri RI, Dubes Daniel Tumpal Simanjuntak, dan Kepala Hubungan Ekonomi Bilateral Kementerian Ekonomi Swiss, Dubes Andrea Rauber Saxer.
Turut hadir Duta Besar RI untuk Swiss, Ngurah Swajaya, serta Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Olivier Zender, bersama delegasi pemerintah dan perwakilan sektor swasta, termasuk KADIN Indonesia dan Danantara.
Isu strategis yang diangkat mencakup kerja sama di bidang teknologi kesehatan dan farmasi, pengolahan mineral strategis (critical mineral), pembangunan infrastruktur hijau, hingga peningkatan perdagangan dan investasi melalui implementasi Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Indonesia-Swiss Bilateral Investment Treaty (BIT).
"Sektor-sektor potensial kerja sama ekonomi kedua negara dalam bidang investasi, antara lain infrastruktur hijau, termasuk hydro power, waste to energy, medical equipment, farmasi, serta ekonomi digital,” ungkap Dubes Ngurah Swajaya.
Pertemuan ini juga mempersiapkan kunjungan Menteri Federal Bidang Ekonomi Swiss sekaligus Wakil Presiden Konfederasi, Guy Parmelin, ke Indonesia pada 30 September–3 Oktober 2025.
Parmelin dijadwalkan hadir bersama lebih dari 22 CEO perusahaan besar asal Swiss, yang diharapkan dapat memperluas peluang bisnis secara konkret.
Dalam kunjungannya, Parmelin akan mengadakan serangkaian pertemuan dengan Menko Perekonomian, Menko Infrastruktur, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Menteri PPN/Kepala Bappenas, hingga KADIN, serta melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden RI.
Selain itu, Parmelin dijadwalkan berkunjung ke POLMAN Bandung menggunakan kereta cepat Whoosh, sekaligus meninjau sejumlah proyek kerja sama Indonesia-Swiss yang telah berjalan di Jawa Barat.
Kerja sama Indonesia-Swiss dinilai memiliki prospek cerah menjelang usia hubungan diplomatik ke-75 tahun pada 2026. Swiss tercatat sebagai mitra pertama Indonesia di Eropa dalam kerangka CEPA dan BIT.
Pada paruh pertama tahun 2025, nilai perdagangan kedua negara mencapai 3,14 miliar dolar AS, meningkat lebih dari 100 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Indonesia menikmati surplus lebih dari 2,5 miliar dolar AS.
BERITA TERKAIT: