Malaysia Gelar Sidang Umum AIPA ke-46, Dorong Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan ASEAN

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Kamis, 18 September 2025, 10:49 WIB
Malaysia Gelar Sidang Umum AIPA ke-46, Dorong Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan ASEAN
Logo AIPA (Foto: Instagram)
rmol news logo Malaysia menjadi tuan rumah Sidang Umum ke-46 Majelis Antar-Parlemen ASEAN (AIPA GA) yang digelar pada 16 hingga 22 September 2025 di World Trade Centre, Kuala Lumpur.

Sidang ini mengusung tema “Parlemen di Garis Depan untuk Pertumbuhan Inklusif dan ASEAN Berkelanjutan”, dan mempertemukan para Ketua serta Anggota Parlemen dari sembilan parlemen anggota AIPA, 15 parlemen pengamat, 6 mitra pembangunan, dan 5 negara tamu. 

Berbagai isu strategis dibahas, mulai dari inklusi sosial, keberlanjutan lingkungan, ketahanan pangan, transformasi digital, hingga penguatan demokrasi di kawasan.

Melalui Sidang Umum AIPA ke-46, Malaysia ingin memastikan suara rakyat ASEAN terwakili dalam proses pengambilan keputusan, sejalan dengan ASEAN Vision 2045 dan tema ASEAN 2025 ‘Inklusivitas dan Keberlanjutan’.

"Pendekatan ini menegaskan bahwa diplomasi parlemen bukanlah upaya yang berdiri sendiri, melainkan komponen penting dalam menciptakan solusi baru bagi kemakmuran dan perdamaian regional," bunyi pernyataan yang dikutip redaksi Kamis, 18 September 2025.

Sebagai Presiden AIPA, Malaysia telah menetapkan lima bidang prioritas yang akan menjadi fokus utama sidang tahun ini, yakni ketahanan pangan, perubahan iklim, transformasi digital, pembangunan ekonomi yang inklusif, serta inklusi sosial dengan menekankan pemberdayaan kepemimpinan perempuan dan pemuda.

Bersamaan dengan Sidang Umum AIPA ke-46, Parlemen Malaysia juga akan menggelar Forum dan Pameran Now and Future 2025 di lokasi yang sama. 

Forum ini menjadi inisiatif perdana yang mempertemukan sektor swasta dan para pembuat kebijakan di ASEAN dalam satu wadah. 

Para pemimpin parlemen, menteri, perwakilan perusahaan, dan lembaga pembangunan dijadwalkan hadir untuk membahas masa depan ekonomi, keberlanjutan, digitalisasi, serta inklusi sosial di kawasan.

“Ini adalah kesempatan bagi dunia usaha untuk berdialog langsung dengan para legislator. Kami ingin membuka jalan agar kebijakan publik di ASEAN semakin responsif terhadap dinamika ekonomi dan sosial," tandas Johari.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA